Tampaknya Satria Muda Pertamina Bandung sudah menyiapkan strategi yang tepat untuk menghadapi Pacific Caesar Surabaya. Sebab di babak pertama, Satria Muda sudah terlihat dominan dari lawannya. Mereka sempat membuat jarak 22 poin, sebelum akhirnya unggul 45-29 atas Pacific di jeda permainan. 

Satria Muda mengeksploitasi paint area Pacific. Mereka tahu bahwa inilah yang menjadi titik lemah dari tim asuhan Andika Supriadi Saputra. Dalam dua kuarter, Satria Muda mencetak 18 tembakan dari total 24 percobaan bernilai dua angka. Atau dengan kata lain, 75% tembakan Satria Muda dari dalam garis busur bisa menghasilkan poin. 

Keunggulan ini juga didukung dari jumlah rebound. Satria Muda mengumpulkan 22 rebound, sedangkan Pacific hanya delapan rebound saja dalam dua kuarter. Justru yang menarik adalah keunggulan Satria Muda ini tidak dipengaruhi faktor free throw. Satria Muda tidak memasukkan free throw sama sekali, dan hanya mendapatkan dua kali kesempatan (0/2). Ini artinya Pacific benar-benar tidak memberikan perlawanan di bawah ring. 

Satria Muda menggunakan kolektivitas tim dalam menyerbu pertahanan Pacific. Sehingga tidak terlihat ada pemain yang paling menonjol di antara lainnya. Bahkan Julian Alexandre Chailas yang berkontribusi poin terbanyak, nyatanya hanya 10 poin. Di sisi Pacific, Renard Ichthus Hernando mencetak 11 poin untuk Pacific. Kedua tim bersaing sengit di bawah ring selama babak pertama. (*)