Pertemuan IBL Fans dengan Agassi Yeshe Goantara hanya sekilas saja, yaitu satu musim kompetisi (2018-2019). Tapi pertemuan itu membuat kesan yang mendalam, bahwa pemain muda ini punya potensi besar di liga Indonesia. Bersama Stapac Jakarta kala itu, Agassi mampu membawa pulang gelar individu Rookie of the Year.
Agassi berstatus sebagai pemain termuda di liga dengan usia 19 tahun pada IBL musim 2018-2019. Agassi merupakan pemuda Indonesia yang menghabiskan masa SMA di Amerika Serikat. Ini menjadi salah satu faktor pembeda dirinya dari para rookie lain.
Berdasarkan statistik musim reguler 2018-2019, pemain asal Tangerang ini mencetak rata-rata 6,7 PPG, 2,6 RPG, dan 1,2 APG. Akurasi tembakan keseluruhannya (FG%) mencapai 34%. Sementara catatan Turnover percentage (TOV%) di kisaran 16%. Paling kecil untuk ukuran rookie yang tampil rata-rata 18 menit per pertandingan.
Di sisi lain, salah satu hal yang membuat Agassi mampu mencatatkan rataan angka tersebut adalah peran Giedrius Zibenas, pelatih Stapac saat itu. Semua pemain Stapac, mendapatkan menit bermain yang merata. Tidak ada satupun pemain yang bermain lebih dari 30 menit, termasuk kedua pemain asing. Agassi pun beberapa kali mendapatkan kepercayaan besar untuk menjaga pemain asing lawan dan menentukan situasi pertandingan.
Perkembangan lain, Agassi juga semakin berani tampil. Saat berlaga di IBL Go-Jek Tournament 2018, ia terlihat masih cukup canggung. Namun, seiring berjalannya waktu, Agassi terlihat sudah mulai terbiasa dan mampu tampil lepas di musim reguler.
Sayangnya Agassi harus meninggalkan IBL lebih cepat. Bukan karena Stapac yang tidak ikut liga, melainkan dirinya punya prioritas di dunia pendidikan. Agassi harus melanjutkan belajar di luar negeri. Tapi besar harapan fans basket Indonesia agar bisa melihatnya melantai kembali. Khususnya di panggung IBL. (*)
0 Comments