Rajawali Medan jadi tim pertama yang menelan dua kekalahan beruntun di awal musim IBL GoPay 2025. Selain karena field goals precentage mereka rendah, Rajawali belum bisa mengatasi serangan dari luar busur. Dalam dua pertandingan tesebut Rajawali kebobolan 21 three points. 

Rajawali kalah 76-87 dari Bali United Basketball. Dalam pertandingan tersebut, Bali United memasukkan 13 three point dari 32 percobaan. Kemudian di laga hari kedua, Pacific memasukkan delapan three point dari 27 percobaan untuk mengalahkan Rajawali dengan skor 76-62. 

Bukan hanya itu saja, Rajawali melakukan 33 kali turnovers dalam kedua laga tersebut. Sementara field goals precentage mereka hanya berkisar 35% dari masing-masing laga. Sementara lawannya bisa mendapatkan field goals precentage 40%. 

"Banyak sekali turnovers," ungkap asisten pelatih Rajawali, A. Moosa Permadi. "Kami juga belum bisa menemukan jawaban atas three point lawan. Dengan kata lain defensive perimeter kami buruk. Rajawali belum menemukan percikan untuk menang."

Menurut Moosa, penurunan performa Rajawali saat musim dimulai memang tidak disangka. Padahal mereka sudah mempersiapkan tim dengan baik. Diakui juga bahwa kekalahan di laga pertama sedikit berpengaruh pada mental pemain. 

"Tidak seharusnya kami seperti ini. Kalah di laga pertama memang berpengaruh, lalu menjalani back-to-back game juga bisa ada pengaruhnya. Mungkin fisik terkuras saat melawan Bali United. Tetapi itu bukan alasan. Sekarang kami harus melakukan evaluasi dan mencari cara untuk bangkit," ungkap Moosa. 

Sementara itu, pemain asing Rajawali, Quintin Dove, merasa bahwa timnya sudah melakukan hal yang bagus. Hanya saja, mereka masih perlu meningkatkan kemampuan untuk bisa lebih kompetitif. Dia masih meyakini bahwa Rajawali bisa lolos ke playoffs tahun ini. 

"Kami hanya tidak mengeksekusi strategi pelatih dengan baik. Saya masih yakin untuk playoffs. Kami hanya harus kembali ke latihan, menemukan cara yang baik untuk defense dan shooting," pungkasnya. (*)