Laga Pacific Caesar melawan Pelita Jaya Bakrie sempat tertunda beberapa saat karena menunggu LOC (Letter Of Clearance) atas setiap pemain asing . “Kita harus mengikuti aturan FIBA yang mensyaratkan soal Letter of Clearance (LOC) untuk setiap pemain,” kata Junas Miradiarsjah, Direktur Utama IBL pada sesi jumpa pers Jumat 28 Februari.
“Kita sudah mengajukan sebelum musim kompetisi IBL Pertamax 2020 dimulai,” tambah Junas. Proses pengurusan LoC sebenarnya sudah dilakukan manajemen IBL sejak Desember tahun lalu. “7 Desember sudah kami daftarkan, kemudian bulan Januari kembali diulang,” kata Junas. “Pada 24 Februari lalu, kita diminta mendaftar ulang kembali Seluruh pemain asing yang bermain di IBL tambahnya.
Pemain Pelita Jaya, Dior Lowhorn dan pemain Pacific Anton Waters sudah mendapat LOC, sementara dua pemain Pelita, Kevin Bridgewaters dan Michael Murray serta pemain Pacific Louis Jacobo masih menunggu, sehingga ketiganya belum dapat dimainkan.
“Setelah melakukan pertemuan dengan kedua klub disepakati bahwa mereka tidak akan menurunkan pemain asing, sepenuhnya (bermain) dengan pemain lokal,” kata Junas.
Masalah LOC bukan barang baru, hanya saja dulu dilakukan secara manual. “Sejak Agustus 2019, FIBA mengharuskan proses LOC melalui sistem digital FIBA Map dimana setiap pemain internasional yang akan bermain pada sebuah liga ataupun turnamen harus didaftarkan ,” kata Rufiana, manajer kompetisi IBL.
FIBA kemudian akan memvalidasi LOC setelah mendapatkan konfirmasi dari federasi nasional negara dimana si pemain bermain sebelumnya. Sejauh ini Sebagian besar pemain sudah mendapatkan LOC. “Tinggal empat pemain yang masih menunggu LoC. Mereka adalah Kevin Bridgewaters dan Michael Murray (Pelita Jaya), Louis Jacobo (Pacific Caesar), dan Shawntez Petterson (Satria Muda),” kata Rufi. Hal ini bergantung federasi nasional negara terakhir pemain tersebut berkompetisi.
Melakukan proses seperti aturan FIBA memang harus dijalani, sebab jika tidak FIBA bisa menjatuhkan sanksi kepada federasi bola basket, dalam hal ini adalah Perbasi. “Sanksi tersebut bisa sampai suspend selama lima tahun,” kata Ketua Umum PP Perbasi, Danny Kosasih.
“Semua hal tersebut sudah diatur dalam FIBA International Regulation,” jelas Rufi.
0 Comments