Jordan Ivy-Curry secara resmi diperkenalkan sebagai pemain asing baru di tim Satria Muda Pertamina Bandung, pada hari Senin (8/12). Ivy-Curry tidak terpilih dalam Draft NBA tahun ini, namun dia salah satu dari lebih dari 80 pemain menjalani uji coba di tim Osceola Magic, afiliasi G-League Orlando Magic, pada akhir bulan September lalu.
Ivy-Curry memulai karier kuliahnya pada tahun 2020 di UTSA dan muncul sebagai kontributor kunci bagi Roadrunners sebagai mahasiswa tingkat dua, dengan rata-rata 13,9 poin. Guard setinggi 1,98 meter ini kemudian bermain selama satu musim di Pacific sebelum bergabung kembali dengan UTSA untuk musim 2023-24.
Setelah musim yang luar biasa dengan rata-rata 17 poin, Ivy-Curry memiliki banyak peminat di portal pada offseason lalu dan akhirnya bergabung dengan UCF. Guard ini menjalani musim yang kuat bersama Knights, dengan rata-rata 13,1 poin, 3,3 rebound, 2,2 assist, dan 1,4 steal dengan akurasi tembakan keseluruhan 40 persen dan akurasi tembakan tiga angka 34 persen.
Dengan segudang pengalaman dan kemampuan mencetak angka yang terbukti di level tinggi-utama, Ivy-Curry seharusnya menjadi pemain guard yang diincar di portal karena ia ingin bermain basket perguruan tinggi selama satu tahun lagi.
Salah satu yang istimewa dari Ivy-Curry, yaitu dia adalah anak didik Johnny Dawkins. Dawkins adalah pemimpin di Duke dari tahun 1982 hingga 1986 dan bermain di NBA selama sembilan musim. (*)
0 Comments