Gelaran IBL All Indonesian 2025 yang berlangsung di GOR Manahan, Solo, resmi berakhir dengan penuh kemeriahan. Turnamen yang memperebutkan Piala Menpora ini mencatat sejarah baru, bukan hanya dalam catatan olahraga nasional, tetapi juga pada aspek sosial, budaya, dan ekonomi.
Selama 13 hari penyelenggaraan, atmosfer basket benar-benar terasa di Solo. Lebih dari 23.429 penonton hadir langsung di arena pertandingan, sementara lebih dari 2,7 juta penonton daring menyaksikan lewat kanal YouTube dan siaran resmi IBL. Angka ini menandai lonjakan 215 persen dibandingkan tahun sebelumnya, membuktikan bahwa basket semakin mendapatkan tempat di hati masyarakat.
Ajang ini juga membuktikan bahwa olahraga bisa menjadi medium persatuan. Kehadiran Kementerian Pemuda dan Olahraga memperkuat komitmen pemerintah dalam mendukung prestasi basket nasional, sementara denyut ekonomi kota Solo ikut bergerak seiring berlangsungnya turnamen. Tingkat okupansi hotel di sekitar venue meningkat lebih dari 80 persen, ratusan lapangan kerja temporer tercipta, dan pelaku UMKM lokal merasakan langsung dampak positif dari penyelenggaraan kompetisi.
Dari sisi lapangan, kompetisi menghadirkan drama sejak fase grup hingga puncak final. Pertandingan terakhir mempertemukan Satria Muda Pertamina Bandung dan Dewa United Banten dalam duel bergengsi yang menjadi sorotan publik basket nasional. Satria Muda tampil dominan dan sukses mengunci kemenangan dua gim beruntun, sekaligus menegaskan statusnya sebagai salah satu kekuatan besar basket Indonesia.
Turnamen ini juga melahirkan banyak bintang baru yang memberi warna bagi regenerasi basket nasional. Nama-nama seperti Adrien Maxime Chalias dari Bima Perkasa Jogja dengan catatan 14 rebound per game, Justin Wiyanto dari Hangtuah Jakarta yang konsisten menyumbang 14,7 poin per game, serta Raden Nathaniq dari Satya Wacana Salatiga dengan rata-rata 15,4 poin per game mencuri perhatian.
Sementara itu, Vincent Kosasih dari Pelita Jaya tampil solid dengan torehan 9,5 rebound per game. Total ada 200 pemain lokal yang turun berlaga dengan rata-rata usia 27 tahun, menegaskan bahwa regenerasi basket Indonesia berada di jalur yang tepat.
Pembukaan turnamen dilakukan oleh Deputi Bidang Pengembangan Industri Olahraga Kemenpora, Raden Isnanta, M.Pd, sementara penyerahan Piala Menpora di partai puncak dilakukan oleh Ardima Rama Putra, Staf Khusus Menpora.
Kehadiran tokoh-tokoh penting ini semakin mempertegas bahwa IBL All Indonesian 2025 bukan hanya kompetisi olahraga, melainkan ruang kebersamaan yang mampu menghadirkan inspirasi, persatuan, sekaligus mendorong geliat ekonomi lokal.
Kesuksesan penyelenggaraan tahun ini menjadi bukti nyata bahwa basket Indonesia terus bertumbuh. Dengan standar broadcast terbaru, inovasi kompetisi, serta antusiasme masyarakat yang semakin besar, IBL All Indonesian 2025 telah melampaui sekadar pertandingan. (*)
0 Comments