News Press Release

IBL 2025: Musim Kompetitif, Pertumbuhan Penonton, dan Energi Baru untuk Basket Indonesia

08 September 2025
|

Indonesian Basketball League (IBL) menutup musim 2025 dengan catatan luar biasa, menghadirkan persaingan ketat, pertumbuhan signifikan dalam jumlah penonton, serta engagement digital yang semakin kuat. 

Persaingan Semakin Ketat

Musim ini tercatat 55 pertandingan berakhir ketat, meningkat dibanding 40 musim lalu. Liga mencatat data peningkatan yang signifikan untuk jumlah dunk musim ini ada 709 dunk tercipta dibandung musim lalu sebanyak 659 dunk. Jumlah double-double sepanjang musim juga meningkat dari 384 di 2024 menjadi 408 untuk musim 2025. 

Salah satu angka yang menunjukkan persaingan liga semakin ketat adalah rata-rata margin skor semakin kompetitif menjadi 13,4 poin di musim 2025, dari rata-rata 14,4 poin di musim 2024. Fakta menarik dari IBL yang patut dibanggakan adalah empat musim terakhir telah melahirkan empat juara berbeda. Hal ini membuktikan kekuatan tim yang merata dan kompetisi yang semakin seimbang. 

Pertumbuhan Penonton dan Digital Engagement 

IBL 2025 menjadi tahun bersejarah dengan perpindahan live streaming ke kanal IBL TV (YouTube). Liga mencatat adanya pertumbuhan subscriber yang naik cukup signifikan dibanding musim lalu. Sedangkan untuk total penonton siaran langsung mengalami kenaikan lebih dari 11 juta views, dengan persentase kenaikan 10% dari musim sebelumnya. Pertandingan pembuka musim mencatat lebih dari 200 ribu penonton streaming, sementara gim final menarik lebih dari 400 ribu penonton

Energi di Arena 

Format home-and-away yang diterapkan dua tahun terakhir menunjukkan hasil nyata. Pertumbuhan kehadiran penonton meningkat hingga 110% di beberapa klub, didukung oleh renovasi stadion dan antusiasme fans muda yang loyal dan penuh energi. 

Media Sosial & Hiburan 

IBL menegaskan posisinya sebagai liga basket dengan pengikut Instagram terbanyak di Asia. Sepanjang musim, tercatat 611 juta impresi sosial media, dengan beberapa momen viral seperti, kehadiran keluarga Jessica Mila di laga KBS (11,3 juta views, 327 ribu engagement. Kemudian ada kolaborasi Cipung & Aruni yang menyedot 8,4 juta views, 203 ribu engagement. 

Dari lapangan, Aksi Vincent Kosasih bisa menyedot 3,6 juta views. Disusul insiden Le’Bryan Nash (2,9 juta views). Angka-angka tersebut membuktikan keseimbangan antara sport dan entertainment yang menjadi daya tarik utama IBL. 

Kemitraan & Ekonomi Basket 

Sebanyak 20 mitra bergabung dalam ekosistem IBL 2025, menunjukkan basket sebagai platform efektif untuk pertumbuhan pasar.

Melihat pertumbuhan liga yang semakin pesat, Junas Miradiarsyah, selaku Direktur IBL, menyatakan menyatakan bahwa musim 2025 ini membuktikan bahwa IBL bukan sekadar kompetisi olahraga, tapi juga sebuah gerakan yang menggerakkan energi anak muda Indonesia, memperkuat komunitas basket, dan memperbesar peluang ekonomi olahraga di tanah 

"Musim 2025 adalah refleksi nyata bahwa basket Indonesia terus berkembang, tidak hanya dari sisi kompetisi yang makin ketat, tetapi juga dari daya tarik liga sebagai tontonan hiburan kelas dunia. Pertumbuhan penonton di arena maupun digital menunjukkan bahwa IBL semakin relevan bagi generasi muda, sekaligus menjadi ekosistem yang memberi nilai bagi sponsor, klub, dan masyarakat," imbuh Junas.

Pertumbuhan liga juga dirasakan oleh Lester Prosper, yang berada di tim juara IBL 2025, Dewa United Banten. Menurutnya tidak mudah bermain di IBL sekarang karena harus lebih improve dari sebelumnya. 

"Banyak pemain-pemain profesional dengan level yang tinggi ada di liga sekarang. Mereka bermain dengan level yang sangat tinggi, sebut saja Shabazz Muhammad, Rakeem Chrismast, K. J. McDaniels, dan banyak lagi dari Eropa. Pemain lokal kita juga dituntut untuk improve. Sehingga tidak mudah bagi kami bermain di liga ini sekarang," ungkapnya. 

Sementara rekan Lester di Dewa United, Kaleb Ramot Gemilang, mengatakan bahwa liga sekarang menuntut pemain untuk meningkatkan kemampuannya. Bukan hanya pemain muda, tapi pemain senior juga tidak boleh lengah. 

"Juara itu tentang hasrat. Bahwa seorang pemain, walaupun dia senior, harus memiliki hasrat yang besar untuk memenangkan pertandingan dan menjadi juara. IBL sekarang berbeda dengan sebelumnya. Para pemain dituntut untuk lebih improve," kata Kaleb.

Dengan atmosfer kompetisi yang semakin ketat, pertumbuhan penonton yang pesat, serta basis digital yang solid, IBL meneguhkan diri sebagai liga basket paling kompetitif dan progresif di kawasan Asia. 

Sampai jumpa di IBL 2026! (*)

Baca Juga: Aturan Khusus Penonton IBL: Etika dalam Dukungan dan Perilaku

0 Comments