Pengamat basket nasional, Eko Widodo, menilai kembalinya Indonesia Basketball League (IBL) Pertamax 2020 sebagai hal positif. Tanpa adanya pemain asing, atmosfer pertandingan juga tak akan jauh berbeda.
IBL memutuskan menghelat kembali kompetisi pada 4 September 2020. Namun, hanya pemain asing yang akan berpartisipasi.
IBL tak ingin mengambil risiko dengan mendatangkan kembali legiun asing. Perjalanan dari Amerika Serikat ke Indonesia terlalu berisiko di masa pandemi virus corona.
“Memang, tanpa pemain asing, entertainnya akan berkurang karena biasanya mereka menghibur dengan aksi dunk dan alley oop. Namun, bukan berarti pemain lokal tidak bisa membuat atmosfer pertandingan menjadi menyenangkan,” ujar Eko.
“Justru, ini saatnya pemain lokal unjuk gigi. Ibaratnya mereka harus bisa mencuri panggung setelah sebelumnya diisi pemain asing,” sambungnya.
Dari sisi kompetisi, Eko menilai IBL Pertamax 2020 semakin tidak bisa diprediksi. Setelah NSH Jakarta tampil mengejutkan dengan menempati posisi kedua sebelum kompetisi dihentikan, peluang tim lain melakukan hal serupa sangat besar.
Saat dilanjutkan nanti, IBL Pertamax 2020 akan memasuki babak playoff. Semua tim akan saing berhadapan sesuai dengan posisi klasemen sebelum kompetisi vakum.
Sebelum IBL Pertamax 2020 bergulir, Amartha HangTuah sempat mencuri perhatian dengan lolos ke final Piala Presiden 2019 dan Piala Raja. Situasi itu bisa saja terulang menurut Eko.
“Menurut saya, final ideal itu Satria Muda Pertamina Jakarta melawan Pelita Jaya Bakrie. Kedua tim itu memiliki kedalaman skuat terbaik di antara lainnya. Namun, berkaca dari Piala Presiden dan Piala Raja, kemungkinan tim kecil menyodok juga besar,” tutur Eko.
0 Comments