Saat beberapa tim libur di jeda musim, Pacific Caesar Surabaya terus berlatih. Justru kali ini manajemen memanggil pemain senior Bima Riski Ardiansyah untuk membantu meningkatkan performa pemain. Dia bertugas sebagai trainer coach development selama offseasons ini. 

Musim lalu, atau di IBL GoPay 2025, Pacific hampir saja lolos ke Playoffs. Mereka finis di posisi kesembilan dengan rekor 11-15. Target lolos Playoffs yang dicanangkan sejak awal musim sempat terganggu karena kalah sembilan laga berturut-turut. Pacific kembali menemukan ritme permainannya lagi, ketika menunjuk Andika Supriadi Saputra sebagai head coach menggantikan Dimaz Anis Setiaputra. 

Namun konsistensi tetap menjadi masalah bagi Pacific sepanjang musim. Ini ditunjukkan juga ketika mereka tampil di IBL All Indonesian 2025. Di mana mereka hanya menang sekali dari lima pertandingan (1-5), pada babak penyisihan Grup A. Tampaknya situasi ini disadari oleh manajemen dan tim pelatih, yang mencoba untuk mencari solusinya dengan mendatangkan Bima Riski Ardiansyah. 

Bima merupakan pemain senior, yang pernah menjadi Top Score di liga profesional Indonesia musim 2012-13, saat dirinya masih menjadi punggawa klub Bimasakti Nikko Steel Malang. Dia juga pernah menjadi bagian dari tim CLS Knights Indonesia saat menjuarai ABL 2018-19, lalu menjadi juara IBL tahun 2021 bersama tim Satria Muda Pertamina Jakarta. 

Kemampuannya mencetak poin tidak perlu diragukan lagi. Apalagi Bima sendiri belum menyatakan untuk pensiun. Terakhir dia menjadi punggawa Bali United Basketball selama dua musim (2023 dan 2024). Sehingga sangat cocok bila dijadikan panutan oleh para pemain Pacific. Diharapkan para pemain Pacific menyerap ilmu sebanyak-banyaknya dari pemain senior tersebut, guna meningkatkan performa mereka untuk musim depan. (*)