Tim profesional tidak bisa memberi toleransi pada pemain yang melakukan kesalahan. Terutama bagi mereka yang bertugas sebagai point guard yang mengatur serangan tim. Terkadang, karena alasan tersebut, pada pemain muda jadi tidak punya kesempatan. Karena rata-rata point guard senior dan berpengalaman yang dipilih. Tapi, ketika pemain muda punya kesempatan, maka ada yang bisa menjawabnya dengan baik. Seperti Widyanta Putra Teja.
Widyanta bergabung dengan Aspac Jakarta sejak tahun 2016. Tetapi Widy harus berdiri di balik bayang-bayang Andakaran Prastawa, serta Dirk Matthew Mario Gerungan. Kemampuan Widy seakan hilang seiring kesempatan yang jarang didapat.
Perubahan terjadi di IBL 2018-19, ketika Aspac yang berubah jadi Stapac Jakarta dilatih oleh Giedrius Zibenas. Di musim yang sama, Gerungan sudah pensiun, dan Prastawa pindah ke Pelita Jaya. Sementara Stapac punya point guard dengan rata-rata usia yang sama, seperti Widy, Abraham, dan Agassi Goantara.
Widy meraih gelar Most Improve Player IBL 2018-19. Namun setelah itu dia membuat gebrakan baru di IBL 2020. Widy bergabung dengan NSH Jakarta, setelah Stapac memutuskan tidak ikut liga. Padahal, saat itu Widy baru memperpanjang kontraknya. Bersama NSH, Widy mencetak 9,3 PPG dan 4,1 APG. Catatan assist-nya masuk tiga peringkat teratas di liga saat itu.
Coach Antonius Ferry Rinaldo mampu memaksimalkan peran Widy di tim. Terutama ketika Coach Inal membuat skema permainan double point guard bersama DaShaun Wiggins. Kedewasaan bermain dan ketrampilannya mencetak angka, membuat NSH jadi tim terbaik di liga, di bawah Indonesia Patriots.
Kali ini, Widy pindah ke West Bandits Solo. Kontestan baru di IBL 2021 yang punya potensi break-out musim ini. Sebab, ada beberapa pemain senior berpengalaman di tim tersebut. Tetapi yang masih menjadi perdebatan adalah Widy akan ditempatkan di mana? Karena ada Cassiopeia Thomas Manuputty, dia sebelumnya menempati posisi point guard utama di Satya Wacana Salatiga, sebelum pindah ke West Bandits.
Semua akan diserahkan pada Coach Raoul Miguel Hadinoto. Dia yang akan mengatur semuanya. Widy bisa bermain cepat dan langsung menusuk ke pertahanan lawan. Sebaliknya, Cio punya kemampuan untuk membaca permainan dengan baik. Sehingga bisa mengatur tempo permainan. (*)
Credit Foto : West Bandits Solo
0 Comments