News Games

Wendha Wijaya Ingin IBL Musim Ini Tetap Dilanjutkan

11 September 2020
|

Wendha Wijaya tidak ingin pandemi ini menjadi ketakutan. Waspada tentang penularan boleh saja. Tetapi kalau itu menjadi faktor yang bisa membuat seseorang takut, itu yang tidak boleh. Seperti ketika kompetisi IBL Pertamax 2020 akan dilanjutkan. Wendha ingin liga tetap berlanjut dan mematuhi protokol kesehatan.

Veteran dua dekade di basket profesional tanah air tersebut kini sudah mulai berlatih. Tidak hanya fisik di rumah, kini Wendha sudah mulai berlatih di pusat kebugaran, bahkan bermain basket di lapangan. 

"Saya main sama anak-anak akademi di Sukabumi," kata pemilik akademi basket tersebut. "Menurut saya, semuanya harus sesuai protokol kesehatan dulu."

Fokus tentang kelanjutan liga, Wendha yang kini ada di tim Louvre Surabaya sudah siap tampil. Timnya memang belum latihan, tetapi Wendha merasa bahwa sebagai pemain profesional harus bertanggung jawab pada dirinya sendiri. Jadi kapan pun liga dilanjutkan, Wendha sudah siap.

Wendha juga selalu mengikuti perkembangan liga. Tentang persiapan yang sudah dilakukan oleh penyelenggara. Mereka menyiapkan semacam "gelembung" untuk menampung semua tim yang akan bertanding. 

"Apa pun keputusan liga, saya sebagai pemain pasti akan mendukung seratus persen. Asalkan sesuai protokol kesehatan. Saya berharap mudah-mudahan rencana liga berjalan lancar," ujarnya.

Menanggapi soal pandemi global ini, Wendha tidak mau masyarakat jadi takut. Bahkan lebih parah lagi, olahraga juga terpengaruh dengan hal itu. Padahal olahraga bisa membuat badan menjadi sehat. Terpenting, semua harus sesuai dengan aturan kesehatan yang sudah ditetapkan pemerintah seperti jaga jarak, cuci tangan, dan memakai masker ketika sedang berada di luar rumah dan #salingjaga.

"Apa pun yang terjadi. Liga kita harus jalan dulu. Karena sekarang atau tahun depan, pandemi tetap sama. Oleh sebab itu, jalan dulu, dan semua yang terlibat harus mematuhi protokol kesehatan," tutup Wendha. (*)

Baca Juga: Adu pengalaman Wendha Wijaya dan Rachmad Febri Utomo

0 Comments