Tertinggal 8 angka di awal kuater kedua, apalagi ini laga final, jelas bukan situasi yang mudah untuk dihadapi Pelita Jaya. Kalau mereka tidak bisa keluar dari tekanan, maka akan sangat berbahaya. Sebaliknya, keunggulan tersebut membuat para pemain Satria Muda semakin percaya diri.
PJ membuka kuarter kedua dengan tambahan dua poin dari Hendrick Xavi Yonga. Namun sebuah momentum kembali diciptakan oleh Brachon Griffin, saat laga berjalan dua setengah menit di kuarter kedua. PJ memulai dengan set-play untuk memberikan kesempatan kepada Prastawa mencetak three point di elbow. Namun tembakan ini sudah terbaca oleh Griffin.
Pemain asing tersebut membuat keputusan yang bagus dengan mem-block tembakan Prastawa. Griffin langsung berlari ke ring PJ dan melesakkan bola dengan slam dunk. Momentum tersebut kembali membuat Coach Ito meminta time-out. SM unggul 12 angka (36-24).
Namun PJ perlahan menemukan kembali permainan terbaiknya di pertengahan kuarter kedua. Setelah dua free throw dari Lowhorn, PJ menambah empat poin lagi lewat layup Prastawa dan floater Prastawa. Kali ini giliran Coach Youbel yang meminta time-out untuk mengatur kembali strategi timnya. Sementara tambahan enam poin tanpa balas dari SM tersebut membuat PJ mendekat 30-36.
Dalam waktu lima menit terakhir kuarter kedua, SM mencetak 19 angka. Pertahanan PJ kocar-kacir. Ditambah lagi dengan akurasi tembakan yang buruk membuat PJ semakin terpuruk. Selama kuarter kedua ini, PJ hanya memasukkan 5 tembakan dari 20 attempt. Mereka menambahkan 17 angka. Sedangkan SM mencetak 25 angka. SM memimpin dengan skor 55-39 di akhir kuarter kedua.
Ada tiga pemain SM yang mencetak double digit points yaitu M. Sandy Aziz (13 poin), Juan Laurent (10 poin), dan Brachon Griffin (10 poin). Sebaliknya dari PJ belum ada yang mencetak poin ganda. Malah kontribusi dari starter hanya 24 poin saja. PJ harus bangkit di babak kedua, agar tidak jadi bulan-bulanan SM. (*)
0 Comments