News Games

Sejarah Klub Bank BPD DIY Bima Perkasa: Melanjutkan Tongkat Estafet

20 May 2020
|

Terkadang beberapa kali pergantian nama, memburamkan pengetahuan IBL Fans tentang sejarah klub di Indonesia. Termasuk salah satunya sejarah klub Bank BPD DIY Bima Perkasa. Cerita ini sekadar memberikan pengayaan pengetahuan kepada IBL Fans, tentang tim-tim yang berlaga di kompetisi basket kasta tertinggi di Indonesia.

Bima Perkasa dulu bernama Bima Sakti. Sebuah nama yang memang menunjukkan perbedaan background kedaerahan. Tetapi karena sama di kata depannya, sehingga mudah diingat. Bima Sakti dikenal sebagai salah satu galaksi di tata surya kita. Sementara, Bima Perkasa dengan logo tokoh pewayangan Bima langsung identik dengan budaya Jawa. Bima adalah ksatria putra raja Pandu Dewanata dari Hastinapura. Bima digambarkan sebagai sosok yang kuat, dan putra kedua dari lima bersaudara yang dikenal sebagai Pandawa Lima. 

Nah, kita mulai dari Bima Sakti terlebih dahulu. Klub Bimasakti merupakan hasil merger dari klub-klub basket pada zamannya seperti Goodyear dan Bridgestone, nama yang mengadopsi dari merk ban. Yayasan Bimasakti terdaftar secara legal pada tahun 1989, yayasan ini dikelola secara gotong royong. Saat ini ketua yayasan dipegang oleh Setyawan Subandi. Mereka bermarkas di GOR Bima Sakti berkapasitas 2.500 orang, GOR Bima Sakti berdiri di atas lahan 6.700 meter persegi, GOR ini diresmikan pada tahun 1992. Di era 90-an, klub ini berlaga dengan nama tenar Bima Sakti Nikko Steel. Hingga era NBL Indonesia.

Setelah NBL Indonesia berakhir, para pemain Bima Sakti kebingungan karena tidak ada kejelasan dari klubnya. Akhirnya pada 1 Desember 2016, muncul berita yang menjadi titik terang dari tim ini. Ternyata Bima Sakti resmi diboyong ke Jogjakarta, dan mengganti nama menjadi Bima Perkasa Jogja. Dengan nama baru tersebut, mereka mengarungi kompetisi IBL 2016. Beberapa nama pemain bintang Bima Sakti masih ada di klub ini seperti Yanuar Dwi Priasmoro, Alan As'adi, dan Restu Dwi Purnomo.

Seiring berjalan waktu, Bima Perkasa Jogja dilirik perusahaan daerah. Mereka dianggap mampu mempromosikan daerahnya dengan baik. Akhirnya pada musim 2016-2017, nama resmi klub ini menjadi Bank BPD DIY Bima Perkasa. 

Di bawah kepemimpinan pelatih Raoul Miguel Hadinoto, Bima Perkasa bukanlah tim yang bisa dianggap remeh. Meski tidak meramaikan persaingan papan atas, namun Bima Perkasa bisa mengancam tim-tim besar. Bahkan beberapa kali di kompetisi resmi, Bima Perkasa mampu menumbangkan Satria Muda. Progres klub juga terus tumbuh dengan baik. 

Namun yang paling utama adalah Bima Perkasa kini menjadi wadah bagi atlet-atlet basket dari Kota Pelajar. Mereka bisa merajut mimpi tampil di liga profesional bersama tim asal kota asalnya. (*)

Baca Juga: Piala Raja Jogja Istimewa Cup 2019: Persiapan Menuju Kompetisi 2020

0 Comments