Perbedaan besar terlihat ketika Pelita Jaya Basketball Jakarta bertanding melawan Satya Wacana Salatiga. Pelita Jaya bisa mendominasi permainan, sementara lawannya bermasalah dengan akurasi tembakan. Pelita Jaya sudah unggul 10 angka (31-21) dari Satya Wacana saat turun minum. 

Pelita Jaya menggunakan keunggulan mereka dari sisi bigman untuk menggempur pertahanan Satya Wacana. Kuarter pertama dimenangkan Pelita Jaya dengan skor 17-11. Sedangkan di kuarter kedua, Pelita Jaya juga lebih baik dengan keunggulan 14-10. Meski jarak poin tidak terlalu jauh, namun secara permainan, peluang Pelita Jaya memenangkan laga sudah terlihat. 

Pelita Jaya memang tidak seperti biasanya. Mereka hanya memasukkan tiga kali three point dari 17 percobaan selama babak pertama. Tapi dari dalam area busur, mereka bisa memasukkan tujuh dari 17 percobaan. Banyaknya pelanggaran dari Satya Wacana juga menguntungkan Pelita Jaya. Tim asuhan David Singleton tersebut menambahkan delapan poin dari free throw, memanfaatkan 10 kesempatan yang diberikan. Sementara itu dari sisi rebound juga Pelita Jaya lebih baik dengan perbandingan 24-12. 

Satya Wacana bermasalah dari sisi field goals. Mereka hanya memasukkan tiga tembakan dari total 23 percobaan di babak pertama. Itu pun sudah termasuk tiga kali three point dari delapan percobaan. Pertahanan Pelita Jaya berhasil menurunkan attempt Satya Wacana di babak pertama. Mereka harus bangkit jika tidak ingin jadi korban ketiga Pelita Jaya. 

Pemain-pemain kunci dari masing-masing tim juga masih dingin di babak pertama. Vincent Rivaldi Kosasih hanya mencetak delapan poin, itu pun enam angka dari free throw. Dari sisi Satya Wacana, delapan poin disumbangkan oleh Raden Nathaniq Sardy. Dia mencetak dua tembakan dari lima percobaan, termasuk satu three point. (*)