Jangan pernah meremehkan mimpi dan doa dari orang tua. Suatu saat, dua hal itu yang akan membawa kalian ke tempat yang tidak terduga.
Hal itu sangat dipercayai penggawa Satria Muda Pertamina Jakarta, Sandy Ibrahim. Sejak masih duduk di tribun, Sandy selalu bermimpi bisa bermain sebagai pebasket profesional.
Berawal dari pertandingan Satria Muda Pertamina Jakarta di medio 2010, Sandy bertekad bisa memakai jersey putih biru kebanggaan. Mimpi itu akhirnya terwujud beberapa tahun kemudian.
Tak hanya sekadar menjadi pemain, Sandy turut merebut gelar juara bersama Satria Muda Pertamina Jakarta pada Indonesia Basketball League (IBL) Pertamax 2021. Bila mengingat momen 10 tahun silam, bulu kuduk Sandy selalu merinding.
“Saat dulu jadi penonton, saya ingin sekali bisa ada di lapangan, jadi pemain Satria Muda,” ujar Sandy.
“Saat itu melihat Christian Ronaldo Sitepu (Dodo), menegangkan sekali. Melihat dia berlari seperti tidak pernah letih, memotivasi saya untuk terus mengasah kemampuan,” imbuhnya.
Tekad kuat Sandy juga didukung doa dari kedua orang tuanya. Saat final IBL Pertamax 2021 berakhir, Sandy memeluk Ayah dan Ibu dengan haru sambil membawa piala.
Tak ada kata yang terucap, hanya sebuah kalimat “kami bangga” yang terucap dari kedua orang tua Sandy selepas pertandingan. Bagi Sandy, apa yang didapatnya saat ini sepenuhnya dipersembahkan untuk mereka.
“Mereka selalu ada mendukung saya, apapun kondisinya. Orang tua saya datang dan menyemangati itu sudah cukup, gelar juara ini untuk mereka,” ujar Sandy.
0 Comments