Pelita Jaya dan Satria Muda Pertamina berebut gelar juara. Mereka bertanding di laga terakhir, dan akan menentukan segalanya. Kuarter pertama, Satria Muda menguasai dengan skor 23-15. Tetapi di kuarter kedua, Pelita Jaya mematikan serangan Satria Muda. Tim tamu hanya bisa mencetak tiga poin saja. Pelita Jaya unggul 38-26 saat turun minum.
Satria Muda membuka keunggulan di kuarter pertama dengan back-to-back three point dari Abraham Damar Grahita. Tidak biasanya Abraham tampil bagus sejak awal, mengingat dalam dua pertandingan sebelumnya, dia baru panas di babak kedua. Satria Muda memberikan tekanan di paint area melalui Artem Pustovyi untuk mencetak keunggulan 12-6 di pertengahan kuarter pertama.
Tercatat ada empat kali three point Satria Muda yang bersarang ke ring Pelita Jaya. Tapi yang paling mencolok adalah performa mereka di bawah ring. Satria Muda memasukkan 6-dari-7 percoban tembakan bernilai dua angka di kuarter pertama. Field goals precentage mereka mencapai 55% pada kuarter ini.
Namun tuan rumah berhasil mematikan semua serangan Satria Muda di kuarter kedua. Tim tamu hanya bisa mencetak tiga poin, lewat dunk Artem Pustovyi dan satu free throw dari Elgin Cook. Padahal Satria Mua punya 21 percobaan tembakan sepanjang kuarter kedua. Penampilan Satria Muda di kuarter kedua merupakan anti-klimaks dari kuarter sebelumnya. Karena Pelita Jaya unggul 23-3 di kuarter ini, sehingga mereka bisa memimpin 38-26 saat turun minum.
Satria Muda terlalu memaksakan untuk melakukan tembakan tiga angka. Padahal akurasi tembakan mereka sedang tidak bagus. Ada 13 percobaan three points dari Satria Muda di kuarter kedua, yang semuanya tidak tepat sasaran. Sebaliknya, Pelita Jaya memperbaiki akurasi tembakan dari 20% di kuarter pertama, menjadi 46% di kuarter kedua. (*)
0 Comments