Jika saja Kevin Moses Poetiray tetap memilih kegiatan futsal saat duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama dulu, pecinta bolabasket Indonesia mungkin tak akan melihat aksinya di Indonesian Basketball League saat ini.
“Om saya pesepakbola nasional, Rochy Poetiray, karena itu saya memilih masuk tim futsal sebagai kegiatan ekstra kurikuler. Tetapi pelatih saat itu lebih memilih siswa senior. Saya pun mencoba main basket,” katanya.
Ketika memasuki jenjang SMA, dia pun memilih sekolah yang memberi dukungan pada basket. “Pas saya masuk SMA, saudara sepupu, Daniel Poetiray sudah bermain bolabasket professional. Saya pun ingin jadi penerusnya,” cerita Kevin Moses.
Kevin makin bersemangat berlatih basket. Lulus SMA dia bergabung dengan tim bola basket kampusnya, Universitas Esa Unggul. Mahasiswa baru, namun Kevin langsung tercatat sebagai pemain inti UEU dan membawa kampusnya meraih runner-up di LIMA Basketball Greater Jakarta Conference (GJC) dan LIMA Basketball Nationals Season 2.
Kevin juga memberikan dua gelar LIMA Basketball GJC pada Season 3 dan 5. Namun, di tingkat nasional dia dan UEU menjadi runner up LIMA Basketball Nationals pada season 4 dan season 6.
Karier bolabasket Kevin Moses terus berkibar. Dia mendapatkan beberapa penghargaan individu di luar LIMA yaitu juara III LA Street Ball Challenge The World Manila 2017, mewakili Timnas 3X3 Putra Indonesia pada kejuaraan FIBA 3X3 World Cup Nantes 2017.
Kevin Moses kini menjadi andalan klubnya, Dewa United. Musim lalu bersama Lovre United dia terpilih sebagai IBL Most Improve Player 2021. Perjalanan panjang dari SMP hingga LIMA sudah berbuah manis di IBL. "Banyak pencapaian yang belum saya raih. Saya ingin merasakan menjadi juara dan terpilih timnas," tegasnya.
Terus berjuang meraih prestasi terbaik, Kevin Moses Poetiray!
0 Comments