Bugi Setiawan baru serius mengawali berlatih bola basket pada saat duduk di bangku kelas 3 SMA. “Waktu kelas 3 SMP, saya sudah mulai kenal dan diajak main untuk kejuaraan antarsekolah karena tubuh saya tinggi saja, tugasnya rebound,” kenang Bugi.
Waktu itu dia satu sekolah dengan Faisal J. Ahmad di SMP Negeri 3 Tangerang. “Kalau Faisal dari kelas 1 SMP sudah jago. Pas SMA kami jadi rival kalau ada kejuaraan antarsekolah. Saya di SMA Yupentek, Faisal di SMA Negeri 2 Tangerang,” ceritanya.
Olahraga favorit Bugi sebenarnya adalah sepak bola. Dia bahkan cukup serius menekuni cabang ini. “Saya sempat main untuk Persita dan Persikota Junior dengan posisi striker. Sebelumnya main juga untuk Liga Pemula U-12 dan Piala Haornas dan Liga Remaja Piala Soeratin,” ujarnya. Bugi bahkan sempat ikut seleksi PSSI U-19 walau gagal.
Dia kemudian berlatih basket di klub GBS Tangerang sebelum pindah ke Buls Jakarta pada tahun 1999. Setelah memperkuat almamaternya, STIE Perbanas, Bugi ditawari masuk klub Satria Muda pada tahun 2000. “Tapi, saya baru masuk pro pada tahun 2001 bersama Satria Muda. Saya seangkatan dengan Wellyanson Situmorang,” papar pemain berposisi forward ini.
Bugi menjadi juara IBL bersama Satria Muda pada tahun 2004 dan masuk final pada tahun 2005. Tahun 2006 dia hijrah ke Indonesia Muda. Hanya setahun memperkuat IM, Bugi kemudian dipinang Aspac pada tahun 2007. Dia bergabung dengan Aspac hingga tahun 2010 sebelum pindah dan mengakhiri karier bolabasket bersama Hangtuah pada tahun 2011.
Meski sudah memasuki liga professional bola basket, Bugi rupanya masih memendam keinginan meraih prestasi di sepakbola. “Tahun 2007 saya ikut seleksi Persija. Dalam seleksi saya mencetak tiga gol, tetsapi tetap tidak terpilih,” ujarnya.
Bergabung dengan sebuah agensi sepak bola, Bugi sebenarnya masih medapat tawaran untuk bermain pada beberapa klub sepak bola, namun akhirnya dia memutuskan untuk tetap menempuh jalan hidup sebagai atlet basket.
“Waktu itu saya berniat menyelesaikan studi S2. Kompetisi sepakbola lebih padat, lebih mudah mengatur waktu di basket walau akhirnya saya selesai studi juga setelah pensiun basket,” tuturnya sambil tersenyum.
Setelah pensiun, Bugi juga masih mendapatkan tawaran untuk kembali bermain basket dari coach asal Filipina, Nath Canson yang saat itu menangani Pelita Jaya pada tahun 2013. Nath yang pernah menangani Bugi semasa di Satria Muda mendatangi dan merayunya untuk come back bersama Pelita. “Coach Nath mencoba membujuk saya sampai nangis, tetapi saya sudah mantap untuk serius pada pekerjaan di luar bolabasket,” ungkapnya.
Sebelumnya, dia juga sempat mendapatkan kesempatan bergabung dengan Indonesia Warriors untuk berlaga pada ASEAN Basketball League 2012. “Sehari sebelum berangkat ke Thailand, saya memutuskan mundur karena ingin fokus pada pekerjaan di sebuah stasiun televisi,” terangnya. Bugi juga menjadi sport caster. Selain itu dia fokus menyelesaikan S2 Business Creative Marketing dari Universitas Binus Internasional.
Bugie yang sempat bekerja pada dua perusahaan apparel olah raga kini bekerja pada sebuah produk male grooming yang didirikan pesohor Deddy Corbuzier. Dia juga masih rutin bermain basket dan sepak bola.
“Saya bermain basket fun games saja bersama para senior dari Hangtuah atau dengan timnya Mario Lawalata, sementara setiap Senin malam rutin bermain sepakbola,” pungkasnya.
0 Comments