Stapac Jakarta memang unggul dua kali atas Satria Muda Pertamina pada babak reguler IBL Pertamax 2018-19 , namun rekor itu tak lagi berarti di babak final yang akan mulai digelar di Britama Arena Mahaka Square Kelapa Gading Jakarta, 21 Maret esok.
Sekarang semua kembali dari awal, skor 0-0, kata pelatih Stapac asal Lithuania, Giedrius Zibenas dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa (19/3). Catatan Stapac di babak regular memang luar biasa hanya sekali kalah dan mencatat 17 kemenangan. Sementara Satria Muda menelan sembilan kekalahan di babak regular.
Kami struggle di babak regular. Di final segala sesuatunya akan berbeda. Di babak final, peran mental akan lebih dominan, kata pelatih Satria Muda, Youbel Sondakh.
Stapac pun meyakini masalah mental adalah factor penting. Pelatih selalu menekankan lebih baik menempatkan diri sebagai underdog di setiap pertandingan, kata pemain Stapac, Rizki Efendy.
Kapten tim Satria Muda, Arki Dikania Wisnu mengakui Stapac luar biasa di babak regular. Tetapi di final kami akan lebih fight, tegasnya. El Classico ini selalu menghasilkan gim yang bagus, tambahnya.
Kapten Stapac, Oki Wira Sanjaya tak sabar menanti final. Kami excited menghadapi final, mengingat betapa perjuangan di awal persiapan kami hanya berlatih dengan 5-6 pemain. Kami tak mau pengorbanan sia-sia, katanya.
0 Comments