Jakarta, 26 November - IBL Fans akan mengingatnya sebagai legenda Pacific Caesar Surabaya. Karena tim tersebut merupakan tim yang sempat mengangkat namanya lagi, sebelum pindah ke Siliwangi Bogor untuk menjalani musim terakhirnya. Namun siapa sangka bahwa sebelum bermain di dua klub Surabaya, Odong masuk dalam jajaran bigman ternama di basket Jakarta.
Dian Heryadi adalah rekan sejawat Kelly Purwanto di Kalila. Saat itu dia bermain bersama beberapa pemain, yang sekarang bisa disebut legenda Kalila. Namun pada tahun 2005, Indonesia Muda yang saat itu tampil di Kobatama, merekrut Odong dengan skema pertukaran pemain. Odong ditukar dengan Haris Sogirin, yang belakangan juga dikenal sebagai legenda Kalila.
Pada waktu itu, Indonesia Muda rupanya belum merasa cukup dengan kehadiran bigman yang ada, yaitu Vinton Nolland Surawi dan Fidyan Dini. Odong dikenal sebagai salah satu kunci permainan Kalila, dengan catatan statistik rata-rata 7,0 ppg dan 8,7 rebound. Setelah pertukaran ini, Odong terus bermain di Indonesia Muda sampai klub tersebut bersatu dengan Hangtuah, membentuk Hangtuah Sumsel Indonesia Muda.
Pada tahun 2012, akhirnya Odong pindah ke Surabaya. Bermula dari pengunduran diri Agustinus Indrajaya dari CLS Knights, akhirnya klub terebut melakukan trade dengan Hangtuah. Mereka mengambil Dian Heryadi, dan sebagai gantinya melepaskan Elia Prana Bukit. Kedatangan Odong ke Surabaya disambut hangat saat itu. Mengingat Odong pada musim sebelumnya mencetak 286 poin dan 259 rebound selama semusim. Masuknya Odong bertepatan dengan perkenalan rookie CLS Knights di tahun tersebut, yakni A.A. Ngurah Wisnu Budidharma Saputra.
Namun kebersamaan Odong dengan CLS tidak berlangsung lama. Dia cepat menemukan pelabuhan baru setelah dilepas CLS Knights Surabaya. Pada tahun 2014 dia resmi membela Pacific Caesar Surabaya. Center bertinggi 194 cm tersebut mengatakan bahwa dirinya tidak terlalu ngotot pindah ke Jakarta, yang memang lebih banyak klubnya saat itu.
Sejak musim 2012-13, saat Dian memutuskan membela CLS, performanya anjlok. Dalam dua musim di CLS, Dian hanya sekali mencatat double-double. Itu jauh berbeda dengan capaian dia yang mencetak sebelas kali double-double ketika bermain untuk Hangtuah Sumsel IM. Padahal selama membela Hangtuah, Dian memang meraih kejayaan individual. Dia masuk first team musim 2010-2011 dan 2011-2012. Pada musim pertama, Dian juga meraih gelar top rebound di kasta tertinggi basket nasional ini.
Pacific ternyata bukan tim terakhirnya. Odong sempat bermain di Siliwangi Bogor pada IBL 2017-18. Setelah itu dia memutuskan untuk pensiun dan kembali ke Jakarta. (*)
0 Comments