Prawira Bandung unggul 17-8 di kuarter pertama. Tetapi Bima Perkasa Jogja bangkit untuk mendekat 31-34 saat turun minum. Tim tamu memberikan perlawanan sengit, serta memanfaatkan faktor kelelahan Prawira setelah melewati pertandingan yang mengurasi emosi dan tenaga melawan Satria Muda Pertamina Jakarta. 

Prawira tahu apa yang harus dibenahi dari kekalahan kemarin. Mereka tampil lebih baik di awal tenang untuk bisa mengeksekusi strategi dengan baik. Hasilnya, Prawira mampu mengunci Bima Perkasa hanya mencetak delapan poin saja. Setidaknya untuk awal musim IBL GoPay 2025, inilah skor terendah dalam satu kuarter. 

"Di kuarter pertama field goals kami terlalu parah. Bahkan di bawah 20%," kata pelatih Bima Perkasa, Oleh Halim, tentang buruknya penampilan di kuarter pertama. "Banyak open shot yang tidak masuk, sehingga berpengaruh dalam defense. Kami harus perbaiki field goals."

Tapi Bima Perkasa mengubah keadaan. Mereka mencoba menyerang lebih agresif. Setidaknya jika tidak masuk, maka Bima Perkasa akan mendapatkan free throw. Strategi ini memang benar, karena Bima Perkasa bisa meningkatkan produktifitas menjadi 23 poin. Sehingga babak pertama ditutup dengan skor 34-31 untuk keunggulan Prawira. 

Bima Perkasa sudah bisa memperbaiki field goals. Namun jika dirinci, Bima Perkasa hanya memasukkan satu three point dari 13 attempt. Ini buruk bagi Bima Perkasa yang membutuhkan cara yang jitu untuk menyusul ketertinggalan. (*)