Bila mengingat kisah Arki Dikania Wisnu, maka mirip dengan cerita Agassi Goantara. Sempat bermain di luar negeri, lalu kembali ke Indonesia dengan membawa kejutan.
Arki pulang ke Indonesia tahun 2011 dan bergabung dengan Satria Muda. Di musim pertamanya, Arki langsung mempersembahkan gelar juara, serta dinobatkan jadi Rookie of the Year. Agassi pun sama. Ketika bermain di Stapac Jakarta di musim pertamanya (2018-19), Agassi langsung juara. Dia juga menyandang gelar Rookie of the Year IBL 2018-19.
Agassi sempat menghabiskan masa SMA di Amerika Serikat, lebih tepatnya di Walnut High School, di bilangan Southern California. Di sana, Agassi juga menjadi tumpuan tim sekolahnya. Setelah membela Stapac Jakarta, Agassi absen dari IBL 2020. Kabarnya dia melanjutkan studi ke Spanyol bergabung dengan tim divisi satu regional tempat kampus Universidad Catolica de Murcia.
Namun di sini, kita akan mengingat kembali perjalanan Agassi di IBL 2018-19. Dalam perjalanan IBL sejak 2016, ada dua pemain muda atau rookie dengan peran yang besar di timnya. Pertama ada Abraham Wenas di musim 2017-18, dan Agassi di musim berikutnya. Di musim reguler, Agassi mencetak total 108 poin, 42 rebound, dan 20 assist. Atau, bila dirata-rata yaitu 6,7 PPG, 2,6 RPG, dan 1,2 APG. Tapi yang lebih hebat, kehadiran Agassi sebagai pengatur serangan mampu membuat Stapac dominan di liga dengan rekor pertandingan 17-1 di musim reguler. Lalu di playoff, mereka tidak pernah kalah sama sekali, sampai juara.
Setelah menghilang satu musim, Agassi comeback ke IBL, dan kini memperkuat Pelita Jaya Bakrie Jakarta. Kembalinya Agassi bukan hanya menggembirakan bagi IBL Fans, namun juga menyenangkan bagi seluruh insan basket Indonesia. Sebab, Agassi menjadi harapan baru di basket Indonesia. Dia sudah bergabung dengan timnas Indonnesia di FIBA Asia Cup 2021 Qualifiers Window 2, yang berlangsung di Bahrain pada bulan November 2020. Sekarang pun, namanya masuk dalam TC timnas Indonesia. Agassi menjadi harapan baru bagi basket Indonesia. (*)
0 Comments