Presiden Klub West Bandits Combiphar Solo, Gading Marten tidak bisa duduk tenang di bangku penonton. Sebab, dirinya selalu berdiri ketika para pemain West Bandits mencetak poin. Justru di kuarter ketiga, West Bandits makin rajin mencetak poin. Sehingga mereka bisa menambah keunggulan jadi 23 poin (63-40).
Rio Disi jadi pahlwan West Bandits. Akurasi tembakannya tajam, khususnya di lima menit terakhir. Sebab, itu bisa meredam kebangkitan RANS di kuarter ketiga. Tapi yang luar biasa, Rio membuat sebuah gerakan ankle breaker sebelum mencetak three point di sisa 1 menit 15 detik. Aksinya tersebut mendapatkan sambutan meriah dari penonton.
RANS sendiri berupaya bangkit setelah turun minum. Di lima menit pertama, mereka menurunkan defisit poin jadi 10 poin di separuh waktu kuarter ketiga. Tapi momentum tersebut diputus oleh Rio Disi yang mencetak layup dan three point berturut-turut. RANS harus tertinggal dan kali ini malah lebih jauh, yakni 23 poin.
West Bandits semakin di atas angin setelah kuarter ketiga berakhir. Tapi mereka tidak boleh lengah. Sebab RANS bukan tim sembarangan. Sebab mereka bisa menurunkan defisit poin hanya dalam lima menit saja. Kalau itu terjadi lagi di kuarter keempat, maka kemenangan West Bandits bisa terancam. (*)
0 Comments