IBL Fans memang sempat kaget saat Prawira Bandung berhasil mendaratkan duet pelatih yang membawa Stapac Jakarta juara di Indonesian Basketball League (IBL) 2018-2019 lalu. Giedrius Zibenas dan asisten pelatih fisik Marius Jasevicius, diharapkan bisa mendongkrak prestasi Prawira di IBL 2020. Sayang yang terjadi berbeda. Prawira masih terpuruk di klasemen bawah.
Gaya Giedrius memimpin memang luar biasa. Dia bisa membagi menit bermain yang rata bagi semua pemain Prawira. Kecuali Muhammad Dhiya'ul Haq, yang hanya diberi minute play sekitar 2 menit per laga. Sisanya mereka bisa mendapatkan lebih dari lima menit per pertandingan. Namun sayangnya, secara kontribusi masih jauh dari yang diharapkan.
Bila kita mengingat permainan Stapac musim lalu, di bawah asuhan Giedrius, mereka mengandalkan akurasi tembakan jarak jauh. Ternyata di Prawira tidak terbukti. Catatan statistik untuk 3PTS FG% hanya 25,6 persen per pertandingan. Akurasi tembakan inilah yang menjadi masalah bagi Prawira. Poin Prawira kebanyakan bersumber dari pemain asing. David Samuels mencetak 16,4 PPG, William Tinsley mencetak 13,4 PPG, dan Dimitri Cook menyumbang 15,3 PPG.
Kabarnya, Prawira pun mengganti dua pemain asingnya, yaitu David Samuels dan Dimitri Cook. Tampaknya Giedrius punya strategi berbeda di paruh musim kedua nanti. Yang pasti, Prawira butuh kemenangan sebanyak-banyaknya untuk bisa mengangkat peringkat mereka di klasemen. Saat ini Prawiran mengumpulkan dua kemenangan dari sembilan pertandingan. Kita akan lihat, bagaimana Giedrius Zibenas bakal memaksimalkan sembilan pertandingan tersisa.
0 Comments