Pertandingan antara Pacific Caesar Surabaya melawan Borneo Hornbills menyisakan pembahasan yang memerlukan pendalaman lebih lanjut. Menindaklanjuti adanya protes dari kubu Pacific, terkait penghitungan timer di sisa waktu dua detik sebelum akhir pertandingan.
Kronologis kejadiannya berawal dari sisa waktu 11 detik, di mana Pacific unggul 96-95 dan penguasaan bola ada di tangan Borneo setelah mereka melakukan time-out. Steven Orlando mencoba memasukkan bola dengan layup, tetapi tidak tepat sasaran. Terjadi perebutan bola rebound antara pemain Borneo dan Pacific, yang akhirnya bola keluar (out of bounce) setelah menyentuh tangan pemain Pacific. Waktu yang tersisa setelah kejadian tersebut adalah dua detik.
Wasit memutuskan bola tetap di bawah penguasaan Borneo dan dilakukan in-bounce dengan sisa waktu yang ada. Dari sini terjadi sebuah insiden yang dalam indikasi awal terdapat kesalahan pada alat (timer).
Kejadian bola diterima oleh Xavier Ford, yang kemudian melakukan gerakan pivot dan percobaan tembakan dua angka. Tembakan tersebut gagal. (Game clock tetap berada di angka 2.0 detik hingga bola menyentuh ring, baru kemudian waktu mulai berjalan kembali). Kemudian, bola berhasil direbound oleh Steven Orlando, yang langsung melakukan percobaan tembakan dua angka di bawah ring dan berhasil mencetak poin. Hal ini menjadikan posisi berbalik unggul bagi Borneo dengan skor 97-96.
Di saat waktu tersisa dua detik sebelumnya dan in-bounce dilakukan, petugas meja sempat menekan alat untuk menjalankan waktu namun alat tersebut baru merespons ketika sudah ditekan sebanyak tiga kali. Hal ini berdasarkan laporan yang dikumpulkan dari pengawas pertandingan, Referee Assessor dan perangkat pertandingan dari panitia pelaksana yang bertugas pada pertandingan di lokasi.
Wasit melakukan Instant Replay System (IRS) review untuk melihat apakah shot sebelum atau sesudah buzzer dan jika sebelum berapa waktu yang tersisa saat terjadi bola masuk dan memutuskan bahwa sisa waktu adalah 0.3 detik. Kemudian pertandingan dilanjutkan dengan bola penguasaan Pacific dan upaya lemparan jarak jauh namun tidak berhasil.
Setelah pertandingan, Pacific Caesar Surabaya menyampaikan protes melalui kertas hasil pertandingan sesuai dengan prosedur mekanisme protes. Menindaklanjuti hal tersebut, Tim Perangkat Pertandingan memproses dan menelaah lebih dalam kejadian tersebut berdasarkan dokumentasi kejadian dan FIBA Rules untuk keputusan lebih lanjut. (*)
0 Comments