News Games

Teror Batam di Basket Indonesia

27 September 2020
|

Siapa yang tidak kenal Batam. Tempat kelahiran yang justru menjadi panggilan akrab seorang Andy Poedjakesuma (jersey no 5). 19 tahun Batam berpetualang di basket profesional Indonesia. Mengikuti perkembangan liga, hingga akhirnya memutuskan berhenti setelah merasakan IBL 2016.

Pada tahun 1997, Batam diambil oleh Aspac Jakarta. Bersama tim milik Irawan Haryono ini, Batam berhasil mencapai puncak kesuksesannya. Menjadi juara liga basket Indonesia di tahun 2000, 2001, 2002, 2003, dan 2005. Sampai akhirnya, Batam pindah ke Pelita Jaya pada musim 2009. Dan, memilih pensiun di klub tersebut pada tahun 2016.

Batam adalah seorang small forward serbaguna. Dikatakan demikian karena dirinya punya kecepatan, kekuatan, dan yang menjadikan dirinya sangat dikagumi adalah kemampuan mencetak poin dari tembakan jarak jauh. Sepanjang kariernya, Batam pernah mencetak 14,7 PPG, 6,8 RPG, dan 1,5 APG di musim 2012-2013. 

Menariknya, Batam memang sering kali beganti-ganti posisi yang berpengaruh pada catatan statistiknya. Pada musim 2011-2012, Batam mencetak rata-rata 2,5 steal per game. Bersama rekannya kala itu, Kelly Purwanto, berhasil mengubah Pelita Jaya menjadi tim yang ditakuti. Karena bisa bermain di beberapa posisi, Batam dianggap sebagai salah satu pemain serbaguna di Indonesia. Kehadirannya di lapangan selalu jadi ancaman bagi lawan. 

Andy Batam Poedjakesuma akhirnya berpamitan kepada IBL Fans di musim 2016. Pertandingan terakhirnya di GOR Kertajaya Surabaya pada 1 Mei 2016 menjadi laga yang paling mengharukan. Sebab, bukan hanya Batam, saat itu Deny Sartika yang menjadi lawannya juga pamit.

Batam beralasan bahwa sudah cukup lama berada di liga basket Indonesia. 19 tahun menjadi waktu yang dianggapnya menghilang dari keluarga. Batam ingin membayar semua yang pernah ditinggalkannya, yaitu perhatian kepada keluarga. Tetapi ia punya cita-cita untuk menjadi pelatih anak-anak.

Tetapi kini justru tugasnya lebih berat. Batam ditunjuk sebagai manajer operasional timnas basket muda Indonesia. Tim satelit yang menjadi bagian dari program percepatan kualitas basket Indonesia menuju FIBA World Cup 2023. 

Batam akan membina pemain di usia 19 hingga 23 tahun. Tujuan utamanya menciptakan pemain pelapis, yang siap bila terjadi sesuatu dengan tim utama. Batam mau mengemban tugas tersebut karena dirinya ingin membagi apa yang sudah dia dapatkan selama 19 tahun di liga profesional Indonesia. (*)

Baca Juga: Ibl Legends: Andi “Batam” Poedjakesuma, Semangat Sehat Membuat Karier Basket Berlanjut

0 Comments