Ada yang baru dalam penentuan peraih IBL Award musim ini. Untuk pertamakalinya penilaian pemenang ditentukan oleh perwakilan jurnalis peliput IBL musim kompetisi 2020. Ada 15 orang wartawan yang diminta memberikan penilain kepada para nominator penerima. Nominasi berdasarkan statistik yang dicapai masing-masing pemain selama kompetisi babak reguler.
Statistik menjadi penilaian awal, namun pemilihan tidak hanya berdasar catatan statistik. Sikap di dalam dan di luar lapangan, serta peran pemain dalam tim juga menjadi acuan penilaian para wartawan pemilih.
“Terima kasih kepada rekan-rekan media yang setia meliput dan menulis tentang IBL sepanjang musim ini. Terima kasih pula mau meluangkan waktu untuk menilai nominator untuk menentukan peraih IBL Award 2020,” kata Direktur Utama IBL, Junas Miradiarsyah .
Mekanisme penilaian adalah wartawan menentukan peringkat dari tiga atau empat nominator yang disusun oleh IBL berdasarkan statistik. Pemain peringkat pertama mendapatkan nilai 10, peringkat kedua memperoleh nilai 7, peringkat tiga diberi nilai 5 dan peringkat keempat memperoleh nilai 3.
Para wartawan pun menyambut gembira terobosan baru ini. “Ini sebuah bentuk penghargaan untuk wartawan yang selalu meliput IBL. Terima kasih saya ucapkan pada IBL,” kata Fitriyanto, jurnalis senior Republika. “Jurnalis bisa melihat langsung sikap maupun etika pemain di lapangan, jadi memang tak semata berdasarkan statistik,” sambungnya.
Hal senada diungkap Andika, jurnalis dari Bolaskor. “Keterlibatan media dalam penentuan pemenang IBL Award menandakan transparansi dengan sistem yang tervalidasi. Bukan sekadar adu like di media sosial yang akan menguntungkan pemain dengan banyak penggemar,” kata Andika. “Salut untuk IBL dengan terobosan semacam ini,” ujarnya.
0 Comments