Stapac Jakarta melangkah ke babak final setelah mengatasi perlawanan sengit Pacific Caesar pada laga kedua semifinal IBL Pertamax 2018-2019. Stapac menang 81-75 di Gelanggang Mahasiswa Soemantri Brodjonegoro Jakarta, Sabtu (9/3).
"Kami tak layak menang. Pemain tidak menuruti game plan. Mohon maaf kepada para suporter, aktor-aktor saya jelek bermain. Mereka sudah menunjukkan body language kurang bagus sejak sebelum pertandingan," kata pelatih Stapac, Giedrius Zibenas.
Pelatih asal Lithuania ini bahkan tidak mengambil time out pada babak kedua. "Buat apa saya time out jika pemain tidak mendengarkan apa yang saya mau," kata Zibenas.
"Kami memang tidak menjalankan game plan dengan bagus. Tidak membawa energi penuh dalam gim," kata Widyantaputra Teja, pencetak 14 angka dan lima assist.
Sebelum gim, Widi menerima penghargaan IndihHome Most Improved Player of The Year. Dua pemain Stapac juga memperoleh penghargaan. Agassi Goantara untuk IndiHome Rookie of The Year dan Abraham Damar Grahita mendapat Go-Jek The Best Sixth Man Award.
Apakah penghargaan mempengaruhi permainan? "Seharusnya tidak. Apa yang terjadi di luar pertandingan tak boleh berpengaruh pada pertandingan," kata Zibenas.
"Saya pribadi tidak terpengaruh, semoga teman teman juga tidak. Keberhasilan tim lebih penting, gelar pribadi hanyalah bonus," kata Widi.
Kendal Yancy mencatat 27 angka dan 10 rebound. Savon Goodman membuat 11 angka dan 10 rebound.
Di kubu Pacific, Qa'rrahan Calhoun mencetak double double dengan 34 poin dan 18 rebound. Muhammad Hardian Wicaksono menyumbang 13 angka dan Anindya Putra mengemas 12 poin.
"Anak anak sudah berjuang luar biasa. Terima kasih pula kepada para supporter. Tujuan kami hanya dua : lebih baik dan memberi 100 persen," kata pelatih Pacific, Kencana Wukir.
Secara mental pasukannya bermain lebih lepas dibanding gim pertama. "Di kuarter terakhir mungkin ada salah saya sebagai pelatih, terlambat melakukan time out ketika lawan mengejar," aku Kiki, sapaan Wukir.
0 Comments