Jakarta - Sebuah foto disertai pesan dikirimkan pada pagi ini oleh Direktur Operasional Amartha Hangtuah Ferri Jufry melalui grup WhatsApp yang berisikan para pemain dan ofisial klub. Pada foto tersebut tampak Sevly Rondonuwu mengenakan kemeja putih dibalut jas, celana, dan lengkap dengan dasi berwarna hitam, memegang lembaran skripsinya.
"Selamat sarjana Sevly Rondonuwu nilai A," tulis Ferri di media percakapan publik tersebut, disertai tiga tanda jempol berwarna kuning. Seisi grup WhatsApp pun mengekor, menyampaikan berbagai bentuk ucapan seperti "selamat" atau "congrats"
Selasa pekan keempat Agustus 2020, pemuda Minahasa ini dinyatakan lulus sidang skripsi dan siap diwisuda. Semburat gembira membias di wajahnya setelah yakin titel sarjana ekonomi segera menggandeng nama tulennya, Sevly Victory Adolf Rondonuwu. "Senang, meski lagi pandemi, tapi saya masih bisa ngerasain sidang langsung di kampus dengan mengikuti protokol (kesehatan) yang diterapkan oleh pihak kampus," katanya.
Terkait sidang skripsinya, Sevly menuturkan, "awalnya deg-dengan, tapi ternyata setelah sidang berlangsung saya bisa enjoy dan menjawab setiap pertanyaan dari para penguji. Dan akhirnya, puji Tuhan lulus dengan nilai yang sangat memuaskan."
Sevly, 24 tahun, tercatat sebagai mahasiswa terakhir dari program beasiswa pendidikan hasil kerja sama Hangtuah dengan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Bhakti Pembangunan (STIE BP). Sejumlah peraih beasiswa pendidikan tersebut masih berkiprah di Indonesian Basketball League (IBL). Beberapa di antara mereka yang semula memperkuat Hangtuah, kini telah berlabuh di klub lain dan tetap meneruskan pendidikan tinggi mereka hingga tuntas.
Para peraih beasiswa pendidikan di STIE BP yang memulai karier profesional bola basket bersama Hangtuah, Hardianus, Adhi Pratama, dan Mei Joni, punya segudang prestasi. Ketiga pebasket ini telah meraih gelar juara IBL dan dipercaya untuk membela Merah Putih di berbagai ajang internasional, seperti SEA Games dan Asian Games.
Sementara nama-nama lainnya, Steven Pattikawa, Robert Santo Yunarto, Victor Ardiansyah, Tri Wilopo, Toni Sugiharto, dan Ahmad Junaedi, telah mengikuti program beasiswa pendidikan ini sebagai bekal setelah pensiun. Kini, mereka telah bekerja di perusahaan swasta. Semisal, Victor, yang masih terlihat di gelanggang bola basket nasional meliput pertandingan-pertandingan IBL untuk stasiun televisi antv.
Ferri merasa plong, setelah sekian lama memikul beban dari para orangtua yang "menitipkan" anak-anak mereka di perantauan, guna melanjutkan pembinaan bola basket serta pendidikan akademis. "Kita bersyukur, para pemain yang kita bina ini sudah berhasil menyelesaikan kuliahnya," jelas Ferri
Kini, saatnya angkatan muda jebolan program beasiswa pendidikan STIE BP ini unjuk kemampuan di ajang IBL. Luca Rimba Lioteza, Lucky Abdi, Stevan Neno, Amaluddin, Lakha Kurniawan, serta Sevly, siap bertarung membela Amartha Hangtuah. Begitu pula Rizky Agung Pranata, pemain binaan Hangtuah asal Lalan, Musi Banyuasin, Sumatra Selatan, yang kini memperkuat NSH Jakarta.
"Kita di Hangtuah ini hanya bagian kecil dalam hal memberikan modal untuk masa depan para pemain ini. Setelah pensiun dan meninggalkan bola basket profesional, mudah-mudahan beasiswa yang didapat kala mereka masih muda dapat bermanfaat ketika terjun di bidang lain, baik bekerja pada sebuah perusahaan atau menjadi wiraswastawan," demikian Ferri.
0 Comments