Juara KOBATAMA (1999), Juara IBL (2004, 2006 - 2009, 2018), Juara NBL (2010-2011, 2011-2012, 2014-2015), Juara ABL (2012). Itulah daftar prestasi terbaik tim Satria Muda Pertamina Jakarta, sejak berdiri hingga sekarang. Namun lebih jauh dari itu, Satria Muda bukan sekadar klub basket, melainkan wajah basket Indonesia di mata dunia.
Memang belakangan ini, Satria Muda terseok-seok di liga. Tetapi bukan berarti mereka kehilangan predikat sebagai tim papan atas. Satria Muda tetaplah tim favorit juara di setiap musimnya. Lalu, ada dua faktor yang membuat Satria Muda menjadi cerminan basket Indonesia.
Pertama, faktor Erick Thohir sebagai presiden klub ini. Erick bukan hanya sekadar seorang pemilik klub, tetapi lebih dari itu, ia merupakan FIBA Board Member (Anggota Dewan FIBA). Dengan jabatan itu, Satria Muda sebagai klub yang dia miliki, pasti menjadi sorotan dunia.
Sedangkan faktor kedua adalah soal pembinaan pemain. Satria Muda selalu punya kombinasi jitu antara pemain muda dan pemain senior. Di setiap musim, jumlahnya selalu merata. Strategi tersebut akan membuat mereka tetap berada di papan atas. Karena ketika senior sudah hilang, maka digantikan oleh generasi di bawahnya.
Soal sejarah klub, Satria Muda memang bukan klub yang berasal dari yayasan seperti lazimnya klub-klub basket di Indonesia. Satria Muda awalnya didirikan oleh Doedi Gambiro pada 29 Oktober 1993. Tetapi masa keemasan Satria Muda terjadi di bawah pimpinan Erick Thohir, yang dimulai tahun 1998. Mereka pun menjadi juara liga di tahun 1999. Saat itu yang dibangun Erick adalah manajemen yang baik, serta fondasi basket yang kuat. Salah satunya mengumpulkan 12 pemain junior (saat itu). Dari 12 pemain tersebut diantaranya Kelly Purwanto, Erick Sebayang, Amin Prihantono, Wellyanson Situmorang, Faisal Julius Achmad, Wendha Wijaya, dan Youbel Sondakh. Erick Thohir saat itu juga menambahkan Agung Sunarko dan Rony Gunawan untuk menambah sisi kedewasaan pada tim ini. Akhirnya, pondasi tersebut membuat mereka menjadi salah satu tim paling dominan di Indonesia.
Kalau ada sejarah tim, berarti ada pemain yang bersejarah. Artinya dianggap punya peran penting dalam perjalanan klub. Satria Muda ternyata sudah mengistirahatkan beberapa nomor punggung pemainnya. Antara lain Amran A. Sinta #6 (Pemain era 1995-2001), Syahrizal Affandi #12 (Pemain era 1999-2003), Fictor G. Roring #18 (Pemain era 1999-2001), Dwi Eriano #7 (Pemain era 1995-2008), Wahyu Widayat Jati #10 (Pemain era 1995-2009), Wellyanson Situmorang #34 (Pemain era 2000-2011), Youbel Sondakh #9 (Pemain era 2006-2013), dan terakhir Rony Gunawan #32 (Pemain era 2006-2016).
Satria Muda seakan tidak pernah kekurangan bintang. Ketika para senior pergi, pemain muda siap bersinar. Tim ini juga selalu menyumbangkan pemain untuk tim nasional Indonesia. Motto tim ini sejak dulu hingga sekarang juga tidak berubah, yaitu "Juara Indonesia, Indonesia Juara". (*)
credit photo by : MainBasket.com
0 Comments