Satria Muda Pertamina Jakarta memang gagal jadi juara IBL Oasis+ All Indonesian 2024. Mereka kalah 1-2 dari Pelita Jaya Jakarta di seri final yang menggunakan sistem best-of-three. Namun catatan statistik Satria Muda sepanjang turnamen terlihat mengesankan. 

Catatan pertama yang mengesankan adalah points per game. Sepanjang turnamen, Satria Muda punya rata-rata 74,9 PPG. Di peringkat kedua ada Kesatria Bengawan Solo dengan 73 PPG. Sedangkan di peringkat terbawah ada Satya Wacana Salatiga dengan 47,3 PPG. Ini artinya, Satria Muda dengan pemain lokalnya merupakan skuad yang paling produktif sepanjang turnamen. 

Kelebihan Satria Muda yang lainnya adalah mereka sangat kolektif dalam produktifitas poin. Karena jika dilihat dari total points individu pemain, Yudha Saputera dari Prawira Harum Bandung yang memimpin dengan 97 poin. Tetapi ada empat pemain Satria Muda yang masuk urutan 10 besar dalam daftar ini. Mereka adalah Abraham Damar Grahita, Julian Alexandre Chalias, Avan Seputra, dan Juan Laurent Kokodiputra. 

Satria Muda juga memimpin rebound per game dengan 39,7 RPG. Namun untuk rata-rata ini, ada dua klub yang sangat dekat dengan Satria Muda. Dua tim tersebut adalah Dewa United Banten dengan 38,3 RPG dan Bali United Basketball Club 38 RPG. Untuk data statistik ini, tentu saja ada Julian Chalias yang menjadi faktor penentunya. Karena Chalias mengumpulkan 75 poin sepanjang turnamen. 

Terakhir ada assist per game, di mana Satria Muda mencetak rata-rata 20,4 APG pada turnamen ini. Tetapi kali ini Satria Muda tidak sendirian di tiga teratas. Ada Rajawali Medan dan Dewa United Banten yang sama-sama mencetak rata-rata assist 20,3 APG dalam turnamen tersebut. 

Namun dengan menjadi pemimpin dalam average points, rebounds, dan assists, maka Satria Muda bisa dibilang tim yang sangat menjanjikan. Khususnya bila dilihat dari kekuatan pemain lokalnya. (*)