Hangtuah memang bisa meningkatkan intensitas serangan di kuarter kedua. Namun perolehan poin mereka masih di bawah Satria Muda. Sehingga Hangtuah tetap tertinggal dari SM dengan skor 30-42 saat halftime.
SM mampu menambahkan 19 angka, sementara Hangtuah mencetak 16 angka di kuarter kedua. Sebenarnya masalah Hangtuah bukan hanya di field goals saja. Namun ada turnovers yang sangat merugikan mereka. Apalagi SM punya pemain-pemain yang bisa memaksimalkan kesalahan lawan. Seperti yang terjadi di tiga menit terakhir saat Jayadiwangsa dan Tifan sama-sama melakukan turnovers yang berbuah poin untuk SM.
Munculnya Widyanta Putra Teja di kuarter kedua ini memberikan warna baru dalam variasi serangan SM. Widi beberapa kali membuat assist yang menguntungkan bagi para pemain SM. Tidak heran kalau dirinya menjadi pesaing terberat dari Antoni Erga dan Hardianus di jajaran point guard SM.
Dengan keunggulan 12 poin (42-30) atas Hangtuah, SM tinggal mempertahankannya di babak kedua. Sementara Hangtuah harus bangkit bila tidak ingin jadi bulan-bulanan SM. (*)
0 Comments