Sejak era 2000-an hingga saat IBL berganti menjadi NBL Indonesia, juara liga basket profesional Indonesia selalu tim ibukota negara, Jakarta. Memang saat ini pembinaan dan pusat segala macam hal tentang basket ada di Jakarta. Ketika Jamarr Andre Johnson datang, semuanya berubah. CLS Knights Surabaya mampu memboyong gelar di tengah dominasi tim-tim ibukota.
Seperti diceritakan sebelumnya, Jamarr merupakan pemain naturalisasi kedua, setelah Ebrahim Enguio Lopez. Tetapi di musim 2016, banyak tim-tim yang mulai memakai jasa pemain indovers atau punya keturunan Indonesia. Saat itu ada Brandon Jawato. Kemudian ada pemain-pemain yang namanya asing seperti Heronimus Hiro Londa. Lalu ada daftar pemain naturalisasi seperti Anthony Ray Hargrove Jr. dan Anthony Wayne Cates Jr. Namun dari deretan nama-nama tersebut, hanya Biboy, Jawato, dan Jamarr yang bermain. Boleh dikatakan dengan penampilan yang baik.
Sepeninggalan Coach Kim Dong Won. CLS Knights mengambil Wahyu Widayat Jati sebagai pelatih. Jelas ini membuat perubahan dalam sisi offense. Wahyu membuat CLS Knight menjadi tim yang berani menggempur paint area. Bukan seperti Coach Kim yang mengandalkan ketajaman tembakan.
Di saat tim CLS Knights berubah menjadi cepat, Dimaz Muharri saat itu memutuskan pergi. Artinya, posisi point guard utama dipegang oleh Mario Wuysang, lalu Arif Hidayat jadi pelapisnya. Keduanya punya karakter yang cepat. Sehingga memudahkan barisan forward untuk bisa menembus pertahanan lawan.
Di saat yang sama, CLS Knights punya Jamarr Andre Johnson. Di musim rookie-nya, ia sudah mampu mencetak 15,2 PPG, 9,8 RPG, dan 1,1 BPG. Kehadiran Jamarr jelas mengagetkan pemain-pemain di IBL. Sebab Jamarr bisa bermain sebagai pengatur serangan, sekaligus eksekutor. Selain itu, Jamarr punya tembakan jarak jauh yang akurat.
Jelas salah satu persaing terberatnya saat itu adalah Brandon Jawato di Pelita Jaya. Mereka pun bertemu di partai final. Namun saat itu kondisi Jawato tidak seratus persen karena ada sebelumnya menderita cedera. Akhirnya Jamarr lah yang sukses menjadi pemain terbaik. Meski kini keduanya, Jamarr dan Jawato, sama-sama dimiliki oleh tim Louvre Surabaya.
Keberadaan Jamarr di musim perdana memang bukan cerita yang istimewa. Karena Jamarr bukan pemain yang muda, seperti lazimnya rookie di Indonesia. Tetapi yang bisa dipelajari adalah dampak Jamarr terhadap tim CLS Knighs Surabaya. Seharusnya, begitulah seorang rookie. Meski berpredikat sebagai pemain baru atau junior, seharusnya mereka bisa tampil bagus. Tidak perlu canggung di panggung IBL.
IBL kini punya dua jalur rookie, yaitu pembinaan dan IBL Rookie Combine. Keduanya membuka jalan seluas-luasnya bagi anak bangsa yang ingin meniti karier di Indonesia. Sebaiknya, semangat bermain Jamarr di musim pertamanya patut dicontoh. (*)
0 Comments