Ada sedikit haru pada acara penutupan IBL Rookie Combine 2019 ketika coach Sean Pero MacPherson Cameron memberikan sambutan.

"Saya merasa terhormat terlibat dengan  program yang bagus ini. Di Selandia Baru tak ada program seperti ini," katanya. Rookie Combine adalah program yang peduli pada pengembangan pemain muda. "Pengalaman ini akan saya bawa dan ceritakan pada keluarga," tambahnya. 

"Terima kasih kepada semua pemain muda. Semua memiliki semangat, komitmen dan energi menjalani semua program," tuturnya. "Rookie Combine hanyalah langkah awal," katanya.

Coach Pero kemudian dua peserta yang berasal dari daerah terjauh dari Jakarta untuk bercerita. Majulah peserta dari Makassar, M. Alqinanjar.

"Pertama saya datang, saya merasa teman teman lain sombong, tapi ternyata tidak mereka semua baik-baik" kata Nanjar yang dipuji Coach Pero sebagai defender yang baik.

Kemudian tampil Erick Wibowo Prawitra dari Bali. "Jujur pertama datang saya minder. Banyak pemain bagus-bagus. Tapi kemudian saya banyak belajar dari teman-teman," katanya. Pero menyebut Erick pemain hustle yang dibutuhkan tim baik saat bertahan maupun menyerang.

"Kalian yang jauh dari Jakarta tak perlu lagi merasa minder. Saya amati dalam tiga hari, semua pemain memiliki kelebihan," kata Coach Pero.

Mewakili coaching staff dari legenda bola basket nasional, Jerry Lolowang juga gembira terlibat dalam acara ini.

Direktur Utama IBL, Junas Miradiarsyah mengucapkan terima kasih kepada seluruh peserta dan semua yang terlibat dalam Rookie Combine 2019.

"Rookie Combine tahun ini dinilai jauh lebih baik. Semua pemain fight dan punya skill. Itu kata semua pelatih kepada saya," katanya.

"Rookie Combine just a new beginning. Apapun terjadi pada kalian, selalu ingat apa tujuan kalian datang kesini," tutur Junas.

Tahap berikutnya adalah Rookie Draft pada 12 November. "Rookie Harus berkomitmen kepada klub manapun yang memilihnya," tegas Junas.

"Semua klub sama papan atas maupun bawah. Kalian punya peluang berkembang dimanapun," tuturnya.