Bagi seorang pemain basket profesional, pindah tim itu perkara mudah. Karena sebagai bentuk profesionalisme mereka. Tetapi ada kalanya berat untuk dilakukan, yakni pindah dari klub yang sudah membesarkan namanya. Tetapi sebuah langkah besar telah dilakukan Adhi Pratama Prasetyo Putra di tahun 2014, yang membawanya tercatat jadi salah satu pemain terbaik di basket Indonesia.
Pada NBL Indonesia musim 2014-2015, Pelita Jaya membuat sebuah perubahan besar. Ada beberapa pemain baru, bahkan pelatih pun baru. Dari pemain mereka membeli Faisal Julius Achmad, Amin Prihantono, Tri Hartanto, dan Adhi Pratama. Nama terakhir dibeli dari Hangtuah, yang menjelma jadi pemain andalan tim ini. Sedangkan untuk pelatih, Pelita Jaya memboyong Antonius Ferry Rinaldo.
Fokus tentang Adhi Pratama saja. Musim itu benar-benar manis bagi center kelahiran Jakarta, 31 Maret 1993 tersebut. Di liga saat itu, Adhi jadi salah satu pemain tertinggi. Dengan kemampuannya dan tinggi 197 cm, Adhi sangat kuat di paint area. Ia tampil 30 laga dari total 33 pertandingan Pelita Jaya di regular season. Produktifitasnya luar biasa dengan mencetak 12,4 PPG dan 8,7 RPG. Dari performa tersebut, Adhi selama satu musim mencatatkan sembilan kali double-double.
Adhi sebenarnya pemain spesial di NBL Indonesia. Sebelum terjun ke bakset, dia menggeluti olahraga atletik. Keberuntungan menyapa Adhi pada pertengahan 2009. Saat itu salah satu ofisial Muba Hangtuah yang menawarinya untuk berlatih basket. Tanpa pikir panjang tawaran tersebut diterima Adhi. Setahun di tim junior, dia langsung promosi ke tim senior. Hebatnya, meski masih muda, Adhi yang berposisi sebagai center mendapatkan banyak kepercayaan dari Nathaniel Canson, pelatih Muba kala itu. Adhi baru menjalani debut di level profesional pada NBL Indonesia 2010–2011.
Ternyata potensi besar Adhi Pratama berbuah manis di musim kelima NBL Indonesia. Bergabung bersama Ponsianus ‘Komink’ Nyoman Indrawan dan rekan-rekan, Adhi Pratama bisa meraih gelar MVP di musim 2014-2015. Itu adalah musim pertamanya bersama Pelita Jaya. Ini berarti, pemain dari tim Pelita Jaya berhasil mendapatkan gelar pemain terbaik dua musim beruntun. Karena sebelumnya Komink menyandang gelar yang sama.
Potensi Adhi Pratama sangat besar, khususnya bagi timnas Indonesia. Tetapi kondisinya masih belum seratus persen. Adhi sempat mengalami cedera yang membuatnya absen cukup lama dari liga. Tetapi Adhi menunjukkan perubahan di IBL Pertamax 2020. Ia bertekad mengembalikan dirinya ke performa terbaik. (*)
0 Comments