Stapac Jakarta menjadi pendobrak tradisi di liga basket Indonesia. Pada IBL 2018-2019, Stapac menjadi tim yang memenangkan turnamen pra-musim, musim reguler, menjadi juara, bahkan pemainnya terpilih MVP. Semua terjadi dalam satu musim kompetisi. Sungguh prestasi yang luar biasa. Dan, salah satu pemeran utama dalam dominasi Stapac tersebut yaitu Kaleb Ramot Gemilang.
Kaleb menapaki karier sebagai pemain profesional tepatnya pada musim kompetisi 2013-2014. Kaleb Ramot Gemilang saat itu menjadi amunisi anyar Satya Wacana Metro LBC Bandung. Pemuda kelahiran Bandung, 30 Mei 1991 tersebut saat itu baru saja melakoni pemusatan latihan Timnas basket menghadapi Islamic Solidarity Games dan SEA Games 2013 di Myanmar.
Saat itu, small forward dengan postur 182 centimeter ini merupakan satu-satunya pemain Timnas SEA Games yang bukan berlatar-belakang pemain profesional. Walau demikian, dia mampu mencuri hati Tjetjep Firmansyah, head coach Timnas. Saat tampil membela Merah-Putih pada pesta olahraga antarnegara Asia Tenggara di Myanmar, Desember lalu, dia sering dipercaya turun sebagai starter.
Entah kebetulan atau tidak, debut Kaleb bersama Satya Wacana di NBL Indonesia, saat pertandingan melawan CLS Knights Surabaya. Lalu setahun kemudian, Kaleb bersedia membubuhkan tanda tangannya untuk tim asal Surabaya tersebut. Kaleb akhirnya menjadi bagian tim CLS Knights yang juara IBL 2016. Dan, akhirnya dia berlabuh di Stapac Jakarta pada musim kompetisi 2018-2019.
Sempat merasakan kerasnya persaingan di ASEAN Basketball League, Kaleb justru merasa kurang cocok. Sebab meski sangat kompetitif, kenyataannya ABL bukan panggung yang tepat untuk mengembangkan kemampuan. Sebab di ABL rata-rata semua tim jarang memainkan pemain lokalnya. Justru pemain asing yang lebih menonjol. Kaleb pernah mengaku bahwa dirinya bukan capek karena bertanding, melainkan capek karena harus berpindah-pindah negara. Sementara untuk mendapatkan menit bermain sangat susah.
Justru ketika kembali ke IBL, Kaleb benar-benar membuktikan kualitasnya. Di bawah asuhan Giedrius Zibenas, Kaleb menjelma menjadi salah satu pendulang poin di Stapac. Sepanjang musim reguler, alumnus ITHB ini menorehkan 12,7 poin, 4,4 rebound, 1,4 asis, dan 0,9 setal per gim. Tetapi, semua catatan tersebut dibukukan oleh Kaleb dengan menit bermain hanya 27,4 MPG. Belum lagi angka eFG% dan TS% Kaleb yang benar-benar luar biasa untuk pemain yang tidak memiliki postur menjulang dan tidak hanya berkutat di area kunci. eFG% Kaleb berada di angka 64 persen sementara untuk TS% ada di 69 persen. Dari data efisiensi dan akurasi tembakan ini, Kaleb sudah sangat layak dianggap sebagai pemain terbaik.
Bukti lainnya bahwa Kaleb pemain yang bagus adalah pelatih Rajko Toroman memilihnya dalam program pemusatan latihan timnas Indonesia. Bahkan hingga saat ini. (*)
0 Comments