IBL Pertamax 2020 menjadi musim kedua bagi Savon Rafriyq Lloyd Goodman. Sebelumnya pemain setinggi 1,96 meter itu berhasil membawa Stapac Jakarta juara IBL musim 2018-19. Kehadirannya di Louvre Surabaya membawa pembeda. Savon jadi tulang punggung Louvre di musim reguler, sebelum dirinya di seri kelima. Absennya Savon karena cedera di seri Surabaya, membuat Louvre kocar-kacir. Beruntung mereka masih punya Michael Kolawole dan Martavious Irving yang membantu tim bangkit dari keterpurukan. Itu secuil cerita Louvre sebelum liga ditunda karena pandemi Covid-19. Sebagai tim baru, Louvre memang punya komposisi pemain yang bagus. Terutama setelah mereka mengambil Savon Goodman di putaran pertama Foreign Player Draft IBL 2019. Sebab dari situ, mereka membuyarkan strategi yang dibuat oleh Giedrius Zibenas bersama Prawira Bandung. Berbicara tentang Savon, dia adalah penguasa paint area. Selama 12 pertandingan, ia mencetak rata-rata 22,9 PPG dan 12,9 RPG. Untuk catatan poin, Savon berada di bawah Dior Lowhorn (Pelita Jaya Bakrie), dan Michael Edward Glover (NSH Jakarta). Savon memang seorang eksekutor sejati. Dan, sebagai ujung tombak dirinya sangat tajam. Terutama memanfaatkan umpan matang dari point guard berkualitas tanah air seperti Dimaz Muharri dan Wendha Wijaya. Salah satu kelemahan Savon hanyalah rentan cedera. Field goals Savon Goodman musim ini di kisaran 51%.
Catatan bagus dari pemain kelahiran 27 September 1993 tersebut adalah membawa Louvre berada di posisi empat besar klasemen sementara. Sebagai tim baru, Louvre sudah bisa tampil di semifinal playoff. Ini semua berkat Savon Goodman yang tampil bagus di bersama mereka. (*)
0 Comments