Jakarta - Jika Lucky Abdi ditanya apa rasanya bertanding bola basket melawan kakak kandungnya sendiri, umumnya, dijawabnya cukup dengan dua kata, "Biasa aja." Setali tiga uang, Hardianus pun punya tanggapan serupa dengan adik keduanya itu. Biasanya, point guard tim nasional (timnas) Indonesia ini menambahkan, "Sudah sering bertemu di lapangan." Dua bersaudara ini pun irit bicara kala bersua.
Namun, pertemuan "biasa" kakak-adik itu bermakna penting bagi Ariya Kurniawan, fotografer Indonesian Basketball League (IBL). Semisal, ketika Hardi (sapaan akrab Hardianus) dan Lucky menjalani latih tanding beberapa pekan lalu. Juru potret yang doyan tampil dengan topi terbalik ini tampak selalu siap menekan tombol pelepas rana kamera, merekam momen perjumpaan Hardi dengan Lucky, yang mengisi posisi satu di skuat Amartha Hangtuah (AHT).
Ariya berpengalaman dalam menghasilkan foto-foto aksi pemain di gelanggang bola basket, yang tidak saja enak dilihat namun juga sarat pesan. Melalui karya fotografis duel antarsaudara sekandung itu tersirat pesan menandingi, melawan, menyamai, menyertai, menolong, atau membantu, ragam arti dari satu kata mengembari.
Sementara, asisten pelatih AHT, Tri Prasetyo Utomo, juga tak mau menyia-nyiakan momen kebersamaan kakak-beradik kelahiran Sangata, Kalimantan Timur (Kaltim) tersebut. Bahkan, pria yang biasa dipanggil Pras ini sudah "memesan" foto bareng sebelum latih tanding, dengan Hardi (yang pernah berbareng di timnas Indonesia) dan Lucky.
Rombongan pelatih dan pemain AHT yang duduk di sudut lapangan pun bertempik-sorai, saat ketiganya berfoto bersama. Maklum, kata Pras, potret Hardi dan Lucky dalam satu bingkai termasuk barang langka. Oleh karenanya, kesempatan selepas latih tanding tersebut dirasa pas. "Lakudu's Sons," demikian Pras kemudian menjelaskan keterangan foto yang mengisi Insta Story di akun Instagram miliknya.
Hardi, 28 tahun, adalah putra sulung pasangan Lakudu dan Hermin Bara Padang. Lucky, anak ketiga dari empat bersaudara yang mengisi rumah keluarga asal Tana Toraja, Sulawesi Selatan ini. Hardi dan Lucky seprofesi, sementara satu saudara perempuan dan si bungsu memilih bidang lain.
Lucky, 24 tahun, seangkatan dengan Sevly Rondonuwu dan Abraham Wenas. Ketiganya merantau dari Kaltim ke ibu kota negeri ini guna menempuh pendidikan tinggi, meraih gelar sarjana, dan mengenyam karir profesional bola basket bersama AHT di IBL.
Hardi, yang juga memulai kiprahnya sebagai pebasket profesional bersama Hangtuah (dulu Muba Hangtuah dan Hangtuah Sumsel) , kini menjadi salah satu guard andalan pelatih timnas, Rajko Toroman. Lucky pun siap melanjutkan tongkat estafet prestasi dari kakak tertuanya di arena bola basket nasional bersama AHT, di bawah asuhan Rastafari Horongbala.
Credit foto : Ariya Kurniawan /Timnas Basket Indonesia
0 Comments