Faktanya, M. Isman Thoyib bukanlah pemain tertua di IBL 2021 nanti. Karena masih ada pemain lain yang ternyata lebih senior darinya. Namun Thoyib punya beban berat di tim Bank BPD DIY Bima Perkasa. Dia harus mampu menjawab ekspektasi penggemar yang selama ini merasa sektor paint area tim kesayangannya lemah.
Presiden Klub Bima Perkasa, dr. Edy Wibowo pernah menyampaikan di awal musim lalu. Bahwa timnya kini mendengarkan masukan dari Kanda Bima (sebutan fans Bima Perkasa), untuk perembangan timnya. Setelah dirinci, kekurangan tim ada pada paint area. Tetapi ketika kelemahan tersebut tertutupi, Bima Perkasa sebenarnya tampil bagus.
Seperti yang terjadi di IBL 2018-2019. Mereka punya Galank Gunawan yang melindungi ring dari serangan bigman lawan. Bima Perkasa bisa menang 11 kali dari 18 pertandingan musim reguler. Tetapi saat di Play-Off, mereka dihajar Satria Muda Pertamina Jakarta (0-2). Setidaknya berkaca pada prestasi dua musim lalu, Bima Perkasa ingin mengulang sukses di IBL 2021 mendatang. Mereka langsung mendatangkan Galank Gunawan yang sebelumnya bermain di Louvre Surabaya. Tak cukup sampai di situ, Bima Perkasa meminta M. Isman Thoyib untuk kembali bermain.
Bagi IBL Fans milenial, Isman Thoyib sebenarnya bukan nama yang asing. Sebab, pemain setinggi 2,01 meter itu pernah menjuarai IBL 2016 bersama CLS Knights Surabaya, dan IBL 2018-2019 bersama Stapac Jakarta. Namun dalam sejarah perjalanan basket profesionalnya sejak 2002, Thoyib sudah menjadi bagian tim juara milik Aspac Jakarta. Thoyib pernah juara IBL 2003, 2005, serta back-to-back champhion NBL Indonesia (2013 dan 2014).
Memang tidak perlu lagi membahas tugas Thoyib di lapangan. Karena dengan tinggi badan yang menjulang, tugas Thoyib jelas untuk melakukan rebound dan menghalau pencetak poin lawan mendekati ring. Tetapi yang menjadi permasalahan sekarang adalah mampukah Thoyib memenuhi ekspektasi tinggi tim Bima Perkasa. Mengingat usianya sudah 37 tahun.
Bila ingin membandingkan peran Thoyib di IBL 2021 nanti, yang tidak ada pemain asing, maka yang patut dilihat adalah statistik di IBL 2016 dan IBL Go-Jek Tournament 2018. Pada musim reguler IBL 2016 bersama CLS Knights, Thoyib mencetak rata-rata 4,0 PPG dan 6,0 RPG. Performanya meningkat kala memasuki babak Play-Off. Thoyib membantu CLS Knights menjadi juara dengan rata-rata statistik 5,0 PPG dan 6,0 RPG.
Kemudian Thoyib bermain bagus di turnamen pra-musim IBL 2018-2019. Dia mencetak 3,0 PPG dan 3,0 RPG. Lagi-lagi, Thoyib menjadi pemain yang berbeda di babak Play-Off. Dia bisa meningkatkan penampilannya menjadi 4,0 PPG dan 7,5 RPG, dan membawa Stapac juara.
Berdasarkan statistik tersebut, jelas bahwa Bima Perkasa juga berharap Thoyib bisa jadi pemain yang mampu membawa Bima Perkasa tidak hanya sekadar ke Play-Off saja. Namun Bima Perkasa punya target juara musim ini. (*)
Credit Foto : Mario sonatha
0 Comments