Pandemi virus corona tak dimungkiri membuat pendapatan beberapa klub Indonesia Basketball League (IBL) terganggu. Namun, Louvre Surabaya ternyata bisa mengatasi permasalahan itu.
Kedekatan dengan penggemar menjadi senjata rahasia Louvre. Di masa pandemi, penjualan merchandise tim Buaya Darat justur naik.
Padahal, pemilik Louvre Surabaya, Erick Herlangga, mengakui harga jersey timnya paling mahal ketimbang tim IBL lain.
“Sejak awal, kami branding ditonjolkan. Terus ada koneksi dengan fans. Kami juga buat konten-konten, ada video-video. Kami membuat reality show yang melibatkan emosi penonton," ungkap Erick.
“Kami buat video, wawancara, interaktif, kami buat seintimate mungkin dengan fans. Hasilnya ya sekarang, ketika pandemi, merchandise sukses semua terjual," tambah Erick.
Basis penggemar Louvre Surabaya ternyata tak hanya besar di Kota Pahlawan. Erick berusaha melebarkan sayap ke seluruh kota di Indonesia dengan cara membuka sekolah basket.
“Selain itu, meski tim di Surabaya, kami membuka diri untuk sekolah di kota lain. Jadi ketika di Jogja atau Bandung, ada 300 orang datang untuk latihan bersama,” tutur Erick.
0 Comments