Almarhum Hari Suharsono akan selalu dikenang sebagai salah satu center terbaik yang pernah dimiliki Indonesia. Karier bolabasket center setinggi 198 cm ini sebenarnya bermula dari rumah sakit.
Hari mengawali karier bolabasket di klub CLS Surabaya. Berawal dari ketika hari dibawa keluarganya ke Rumah Sakit Dr. Soetomo karena kuatir putranya yang bongsor ini menderita gigantisme. Ketika itu, tahun 1988, memang muncul kasus Ny. Mulia, wanita berusia 32 tahun menderita gigantisme bertinggi 2,3 meter.
Hari, kelahiran Jember, 9 September 1977, tumbuh lebih tinggi dibanding rekan sebayanya. Kasus Ny. Mulia membuat keluarganya kuatir dia juga mengidap gigantisme sehingga diputuskan memeriksakan Hari ke RS Dr.Soetomo.
Kabar Hari ditulis sebuah media di Surabaya. Adalah salah satu pembina CLS, Widyarto Hartanu yang kini juga almarhum, berinisiatif mendatangi Hari dan keluarganya serta membujuk untuk bergabung dan berlatih basket di CLS.
Hari kemudian menjadi andalan CLS dalam ajang kompetisi bolabasket professional sejak era Kobatama hingga berganti nama menjadi IBL. Hari kemdian hijrah ke Aspac pada tahun 2005 dan menjadi juara IBL pada tahun tersebut dengan rekor tidak terkalahkan. Dia pun masuk dalam pasukan tim nasional Indonesia berlaga pada SEA Games 2005.
Lepas dari Aspac, Hari kemudian bergabung dengan Pacific Caesar Surabaya hingga 2015. Dia kemudian terjun sebagai pelatih hingga akhir hayatnya. Hari wafat pada 4 November 2016 di usia 39 tahun.
Hari telah pergi, tapi akan selalu ada di memori.
0 Comments