News Press Release

Kronologi Kericuhan Pasca Game 3 Prawira Bandung kontra Dewa United Surabaya

18 August 2022
|

17 Agustus - Terjadi sedikit kericuhan seusai gim ketika Prawira Bandung menang dramatis melawan Dewa United Surabaya pada pertandingan penentuan pada malam Selasa 16 Agustus di C-Tra Arena.

Kronologi kejadian bermula ketika pertandingan usai pelatih Prawira, David Singleton berlari ke arah tamu VVIP yang untuk melakukan selebrasi usai peluit penanda pertandingan berakhir. Namun setelah bersalaman, David tidak langsung kembali ke bench Prawira, namun berlari ke depan bench Dewa United Surabaya dengan melakukan selebrasi yang dinilai berlebihan dengan berkespresi ke para pemain dan ofisialnya.

Selebrasi berlebihan tersebut memicu reaksi balik dari ofisial Dewa United yang langsung berjalan menghampiri David. Melihat kejadian tersebut di lapangan, manajemen Dewa United yang kebetulan berada di tribun belakang bench pemain juga terpancing emosinya akibat selebrasi dan berimbas dengan makin memanasnya situasi di lapangan. Terpantau dari tribun atas pendukung Dewa United Surabaya melemparkan botol plastik mineral ke lapangan dan mengakibatkan balasan dari kubu pendukung Prawira Bandung dan berlanjut balas membalas lemparan untuk beberapa detik sambil adu teriakan dan reaksi. Secara sigap panitia beserta kepolisian setempat langsung mengamankan dan segera bisa diatasi oleh petugas keamanan di lapangan.

Pasca kejadian ini, IBL melakukan investigasi dengan meninjau rekaman audio visual yang ada dan melihat pemicu awal kejadian. IBL menjatuhkan hukuman denda kepada pelatih Prawira, David Singleton sebesar Rp. 25 juta karena terbukti sebagai pemicu awal runutan kejadian tersebut. David terbukti melanggar Peraturan Pelaksanaan IBL IV Pasal 1 ayat 2 tentang Etika Personel Klub IBL yang berbunyi : "Seluruh personel klub IBL, dan pihak lain yang memiliki keterkaitan dengan klub IBL, pada saat pertandingan berlangsung maupun setelah pertandingan tidak diperkenankan melakukan tindakan atau perbuatan yang dapat memancing emosi pemain lawan, pelatih lawan, ofisial lawan, perangkat pertandingan, maupun penonton". Sanksi atas pelanggaran tersebut pun sudah diatur dalam Peraturan Pelaksanaan IBL 2022 Bab IV Pasal 6 tentang Sanksi dan Denda Kode Etik. 

Seluruh pihak menyayangkan kejadian ini dan jika ditinjau kebelakang memang sempat adanya pengalaman serupa dialami pelatih David yang pada tahun 2021 juga di Playoff mengalami kejadian serupa atas selebrasi yang dilakukan pleh Jamarr kala itu melakukan selebrasi kemenangan atas Bima Perkasa Jogja. Setelah kejadian, melalui Press Conference pelatih David Singleton juga telah menyampaikan permohonan maafnya atas reaksi emosional yang dilakukan.

“Bolabasket memiliki kultur permainan dan suasana pertandingan yang aman dan nyaman bagi semua dan hal ini harus kita jaga bersama. IBL berharap kejadian serupa tidak terulang dan agar menjadi pembelajaran bagi seluruh pihak, terutama kedua tim yang berlaga kemarin. Selain penjatuhan sanksi, kedua tim juga diberikan peringatan agar kedepan dapat lebih menahan diri dan menjaga seluruh komponen tim di kemudian hari dapat lebih menjunjung sportifitas dan saling menghargai,” tutur Junas Miradiarsyah, Direktur Utama IBL.

Baca Juga: Prawira ke Final IBL 2023 Setelah Singkirkan Dewa United

0 Comments