1 hari pasca selesainya pertandingan antara Hangtuah Jakarta vs RANS Simba Bogor yang berbuntut kericuhan di akhir pertandingan, IBL melalui Tim Komite Etik dan Disiplin telah melakukan investigasi dengan melibatkan para saksi yakni pemain, ofisial yang terlibat dan mengalami interaksi pada kericuhan tersebut
Komite yang dibentuk IBL bersama DPP PERBASI ini yakni Ketua Komite Etik dan Disiplin IBL, Hasan Gozali didampingi anggota yang terdiri dari Fritz Edward, Rizki Dwianda Rildo dan Mohammad Andito meminta keterangan dari pihak Hangtuah dan RANS lewat zoom meeting pada Sabtu, 8 Maret siang.
Dari Hangtuah hadir pelatih kepala Wahyu Widayat Jati, manajer tim Leonardo Niki dan pemain Govinda Saputra serta Januar Kuntara.
Dari RANS ada pelatih kepala Anthony Garbelotto, manajer tim Andrey Ridho Mahardika dan pemain Galank Gunawan.
Kejadian diawali dengan kata-kata yang diucapkan Garbelotto di depan bench Hangtuah saat bersalaman seusai pertandingan. Ucapan Garbelotto dinilai tidak jelas dan merespon tidak jelas. Selain itu juga ada kontak fisik seperti dorongan Galank terhadap Govinda serta interaksi yang tidak kondusif diantara pemain dan staf kedua tim yang makin memperkeruh situasi, hal jni yang membuat Komite Etik dan Disiplin merasa perlu menginvestigasi dengan meminta keterangan.
Coach Wahyu mengaku setelah bersalaman dengan ofisial RANS dia kembali ke Bench Hangtuah dan berbicara dengan Januar tentang kesalahan yang dilakukan sang pemain dalam pertandingan.
Dia tidak jelas mendengar perkataan Anthony dan meminta konfirmasi. "What did you say? Did you say f* off? F* yourself?," tanya Wahyu.
Garbeloto dalam keterangannya mengelak dugaan Wahyu."No, I didn't say anything," katanya. Anthony mengaku setelah menyalami kubu Hangtuah termasuk pemain asing Rakeem Christmas dia mengatakan "you celebrate too early" yang ternyata kemudian memicu kericuhan.
Anthony mengaku semua berawal dari tune up kedua tim pada Desember 2024 yang dimenangkan Hangtuah. Anthony menyebut saat itu Januar dan Althof Dwira Satrio berlebihan merayakan kemenangan.
Galank yang saat itu berbincang dengan rekannya RANS mendengar seruan Coach Tony dikeroyok. Dia kemudian mendatangi dan melihat Govinda berbicara dengan Coach Anthony, mengira Govinda akan mengancam sang pelatih, Galank langsung mendorong Govinda.
Govinda merasa terprovokasi dengan ucapan Galank padahal dia hanya berusaha menenangkan Anthony.
Komite Etik dan Disiplin akhirnya menanyakan kepada kedua kubu apakah memilki saksi netral yang bisa membuktikan ucapan dari Coach Anthony.
Kedua kubu tidak bisa menunjukkan saksi netral dan memastikan atas bahasa yang disampaikan oleh Coach Anthony. Tidak ada pembuktian bahwa Coach Anthony mengucapkan f* word di depan bench Hangtuah. Hal ini juga menjadi klarifikasi dari kedua belah pihak atas asumsi kalimat yang pernah terucap dan tersampaikan kepada publik melalui keterangan Pers.
Di sisi lain, Coach Anthony bersama manajemen RANS Simba pada hari Senin, 10 Maret juga menyampaikan permohonan maaf secara terbuka melalui akun media sosialnya atas pernyataan dan tindak lanjut Coach Anthony yang sempat memicu aksi pasca pertandingan tersebut.
0 Comments