Mengingat Njoo Lie Wen, orang pasti terkenang dengan Njoo Lie Fan ( jersey no 5 ). Kakak beradik ini hampir selalu seiring sejalan meniti karier di lapangan bola basket.
Keduanya menjadi legenda di klub Asaba yang kemudian mengubah nama menjadi Aspac. " Lie Wen retired tahun 1990, saya terus bermain sampai tahun 1996 sebelum ke Amerika Serikat," kenangnya.
Bahkan di tengah kesibukan di AS, Lie Fan masih sempat memperkuat Aspac pada musim kompetisi Kobatama 1996/1997.
"Saya dan Lie Wen masuk team Asaba tahun1987 pindah dari team Kumala jaya Semarang yang dilatih pelatihnya Danny Kosasih. Kami juara kobatama th 1988 mengalahkan team Halim kediri. Pelatih asaba waktu itu Mr Kim Dong Won," ceritanya. "Pak Irawan Haryono yang mengajak kami bergabung dengan Asaba," lanjutnya.
Lie Fan masuk tim nasional berawal dari tahun 1984 di level Pekan Olahraga Mahasiswa ASEAN. Dia kemudian juga masuk dalm timnas Indoesia untuk SEA Games 1987 Jakarta , SeA Games 1989 Malaysia , dan SEA Games 1991 Manila. "Di tahun 1987 dan 1989 itu saya dan Lie Wen bermain bersama untuk tim nasional,"paparnya.
Kini kakak beradik ini juga bahu membahu membangun klub Generasi Muda Cirebon (GMC). Mereka mengasah talenta talenta muda agar makin bersinar.
"Basket Indonesia sekarang sudah lebih baik dengan adanya IBL. Apalagi dengan adanya pemain asing saya kira sudah jauh lebih baik," katanya.
"Tinggal sekarang sumber dayanya yang masih hrs dicari lagi. Pasti ada karena Indonesia itu negara besar. Itulah PR Perbasi yg hrs di selesaikan. Salah satunya mempopulerkan basket menjadi olah raga nomer satu di indonesia," katanya ketika diminta pendapat soal perkembangan bola basket Indonesia.
foto dokumentasi pribadi
0 Comments