Pelatih NSH Jakarta, Antonius Ferry Rinaldo menganggap pertarungan melawan Prawira seperti melawan guru. Inal, sapaannya, pernah menjadi asisten Giedrius Zibenas, pelatih Prawira ketika membawa Stapac menjadi juara musim lalu.
“Banyak filosofi dari Coach Ghibbi yang saya cocok. Pola permainan kami pun hampir sama,” kata Inal seusai kemenangan dramatis atas Prawira. “Kami awali laga dengan bagus, tetapi kedodoran pada kuarter ketiga, beruntung anak-anak tidak panik dan kita kembali bermain sesuai sistem,” ujarnya. “Kuarter ketiga Prawira menyerang dengan transisi cepat, kami tak bisa mengantisipasi,” katanya. “Konsistensi tim ini memang masih kurang,” akunya.
Dia memuji pemainnya memiliki mental tangguh pada kuarter keempat dan tidak panik ketika lawan mengejar. “Saya minta anak-anak tidak panik, saya bilang pada mereka, jika kalian panik kita akan kalah,” tuturnya.
Sementara itu, Ghibbi menilai NSH memang layak menang. “Mereka layak menang. NSH bermain selama 40 menit, Prawira hanya bermain sepanjang 20 menit di babak kedua,” keluh Ghibbi. “Dua kuarter tak cukup untuk mendapatkan kemenangan,” tegasnya.
Mentalitas tim Prawira dinilainya belum cukup tinggi. “Mental tim ini masih rata-rata. Kami bermain terlalu lembek di babak pertama. Anak-anak over excited bermain di depan pendukungnya. Mereka tidak memperlihat respek di lapangan, kepada penonton, pendukung dan mereka yang bekerja untuk tim,” tegasnya.
Ghibbi sudah mengingatkan saat jeda. “Saya ingatkan agar mereka memiliki respek pada semua pihak, mereka tampil bagus di babak kedua, namun dua kuarter tak cukup untuk meraih kemenangan,” katanya.
0 Comments