Antonius Ferry Rinaldo Sinaga kini resmi menjadi head coach Hangtuah. Tugas berat menantinya, untuk bisa mengangkat prestasi tim tersebut yang terpuruk dalam dua musim terakhir. Tapi melihat rekam jejaknya di kepelatihan basket Indonesia, pria yang akrab disapa Coach Inal tersebut dianggap sebagai sosok yang tepat.
Semasa menjadi pemain, di klub Aspac, Coach Inal mendapatkan julukan "The General". Ini karena kemampuannya memimpin tim. Kemudian pada tahun 2009, pria kelahiran 1972 tersebut pensiun. Tapi dia tidak meninggalkan dunia yang membesarkan namanya. Coach Inal aktif di kepelatihan.
Tugas pertamanya sebagai head coach didapatkan pada tahun 2012. Dia menjadi pelatih Garuda Bandung hingga 2014, atau dua musim kompetisi. Coach Inal mencetak rekor 55 kemenangan dan 31 kali kalah bersama Garuda. Di musim 2012-2013, Garuda menempati peringkat ketiga di liga, setelah mengalahkan Stadium Jakarta di pertebutan tempat ketiga dengan skor 83-64.
Musim berikutnya, Garuda kembali masuk semifinal dan gugur. Tapi mereka berlaga di perebutan tempat ketiga. Kali ini Garuda kalah dari Pelita Jaya 76-63. Dengan begitu, Garuda berada di peringkat keempat pada Playoffs musim 2013-2014.
Meski belum pernah mendapatkan gelar juara, tapi prestasi yang dicapai Coach Inal memukai manajemen Pelita Jaya. Lepas dari Garuda, Coach Inal ditunjuk menangani Pelita Jaya, dengan segudang pemain bintang seperti Kelly Purwanto, Andy Batam Poedjakesuma, Ponsianus Nyoman Indrawan, Adhi Pratama, Amin Prihantono, hingga Faisal Julius Achmad. Sementara sepeninggalan Coach Inal, Garuda menunjuk Tjetjep Frimansyah sebagai pelatih kepala.
Prestasi Pelita Jaya memang luar biasa. Mereka bisa sampai ke babak final. Dan, berhadapan dengan Satria Muda di partai puncak musim 2014-2015. Tapi kali ini Pelita Jaya gagal menjadi juara setelah kalah 54-62 di final. Posisi Coach Inal digantikan pelatih asing asal Filipina, Benjamin Alvarez Sipin III, di IBL 2016.
Meski begitu, Coach Inal dipercaya menjadi staf pelatih di timnas Indonesia. Mulai dari SEABA Stankovic 2016, hingga menjadi asisten pelatih timnas SEA Games 2017 Malaysia. Sampai pada akhirnya, mantan klubnya memanggil. Manajemen Aspac Jakarta menunjuk Coach Inal sebagai pelatih di IBL 2017-2018. Sayangnya prestasi Aspac saat itu hanya sampai di playoff saja.
Lalu selanjutnya, Coach Inal dipercaya menggantikan posisi Wahyu Widayat Jati di tim NSH Jakarta. Mulai memegang tim di IBL 2020, Coach Inal mampu membuat NSH jadi tim yang disegani. Mereka menang 10 kali dari 14 pertandingan yang dilaksanakan sebelum pandemi Covid-19 melanda.
Tapi prestasi tersebut seakan redup di musim 2021. NSH yang kini mengusung nama baru yakni NSH Mountain Gold Timika, hanya bisa menang 4 kali dari 12 pertandingan. Mereka sedikit lebih baik dari Hangtuah. Setelah kontraknya dengan NSH habis, Coach Inal dipercaya manajemen Hangtuah.
Tugas berat menanti. Sebab, Coach Inal bakal dihadapkan pada tantangan yang lebih sulit lagi. Hangtuah kehilangan bintang utamanya, Abraham Wenas. Tapi bisa saja jadi lebih mudah. Sebab, Coach Inal bisa membangun kembali kultur basket di Hangtuah. Kita tunggu saja perkembangan apa yang dibawa Coach Inal di Hangtuah untuk musim depan. (*)
0 Comments