Sejak kemunculannya, hingga liga terpaksa dihentikan karena wabah Covid-19, tampaknya tidak salah kalau Louvre Surabaya disebut sebagai fenomena baru di basket Indonesia. Klub anyar yang sudah bisa mencuri perhatian IBL Fans, tanpa butuh waktu lama.
Jejak Louvre di basket Indonesia dimulai ketika Erick Herlangga, seorang pengusaha perhotelan, sekaligus pemilik tim e-sport Louvre, bertemu dengan Daniel Timothy Wenas. Proses ini memang tidak pernah terkuak, sampai akhirnya Louvre diumumkan IBL sebagai kontestan baru. Dari situlah fenomena Louvre dimulai.
Erick tahu bahwa timnya punya modal yang bagus, karena ada Daniel Wenas. Shooter berpengalaman, sekaligus punya banyak fans. Ini modal penting sebagai tim baru, untuk bisa mencuri perhatian. Tetapi justru Erick benar-benar membuat Louvre tidak hanya sekadar mencuri perhatian, bahkan bisa jadi pusat perhatian.
Dimulai saat kerangka tim terbentuk pada bulan November 2019 silam. Ada nama Wendha Wijaya dan Galank Gunawan legenda basket Indonesia yang cukup menarik perhatian. Semakin dekat dengan liga, Louvre saat itu semakin sulit ditebak.
Andika Supriadi Saputra bisa membawa timnya menang melawan Satria Muda Pertamina Jakarta, di salah satu laga penyisihan turnamen Piala Presiden Bola Basket di Solo. Kemudian mereka memilih pemain asing yang cukup fenomenal, yaitu Savon Goodman, Martavious Irving, dan Michael Kolawole. Dua nama pertama sangat familiar bagi IBL Fans, karena pernah tampil di liga musim sebelumnya.
Anehnya, saat yang bersamaan, Louvre mengumumkan bahwa mereka mendaratkan Jamarr Andre Johnson dan Brandon Jawato. Jamarr adalah pemain naturalisasi Indonesia yang pernah menjuarai IBL 2016 bersama CLS Knights Surabaya, dan IBL 2017-2018 bersama Satria Muda Pertamina Jakarta. Sedangkan Brandon Jawato merupakan pemain berdarah campuran yang juga calon naturalisasi Indonesia. Jawato pernah menjuarai ASEAN Basketball League (ABL) 2018-2019 bersama CLS Knights Indonesia.
Langkah-langkah Erick Herlangga menimbulkan tanda tanya luar biasa di publik basket. Berbagai sprekulasi muncul menebak langkah tersebut. Mulai dari mengganti pemain asing di tengah kompetisi, sampai banyak lagi kemungkinan-kemungkinan yang justru malah akhirnya tidak terjadi. Jamarr memang bagus, tetapi kondisinya masih belum seratus persen fit karena masih dalam tahap penyembuhan cedera. Sedangkan Jawato kini diminta bergabung dengan Indonesia Patriots sebagai persiapan timnas Indonesia.
Sebelum liga dimulai, Louvre menggebrak publik basket tanah air lagi. Kali ini mereka berhasil mengembalikan Dimaz Muharri dari tidur panjangnya. Mantan guard CLS Knights itu sudah menyatakan pensiun sejak 2016. Ketika diumumkan Dimaz bermain untuk Louvre, maka langsung jadi kabar paling menggemparkan saat itu.
Keberadaan bintang-bintang basket yang punya penggemar, ditambah dengan kemampuan istimewa tiga pemain asing membawa Louvre berjaya. Setidaknya, target untuk masuk Play-Off di musim pertama bisa diwujudkan. Dalam 14 laga, Louvre mengumpulkan 7 kemenangan. Mereka menempati urutan kelima di klasemen sementara.
Namun yang lebih fenomenal lagi, Louvre berhasil membangkitkan semangat IBL Fans Kota Pahlawan yang sempat lesu di musim sebelumnya. Terbukti di tiga hari pelaksanaan IBL Pertamax 2020 Seri 6 Surabaya berlangsung seru. Penonton memadati DBL Arena saat laga Louvre Surabaya. Yang mengherankan adalah saat Louvre selesai bertanding, sebagian penonton menghilang. Mereka menunggu para pemain Louvre keluar arena untuk sekadar berfoto bersama. Peristiwa tersebut tidak hanya terjadi di Surabaya saja, melainkan di beberapa kota IBL.
Louvre memang jadi salah satu daya tarik di IBL Pertamax 2020. Nantikan fakta-fakta menari seputar IBL musim ini di iblindonesia.com. (*)
0 Comments