pemain yang punya latar belakang bahwa bermain di liga profesional awalnya hanya mimpi belaka. Seperti kisah pemain basket yang berasal dari wilayah Selatan Jawa Timur. Dia adalah Dio Freedo Putra Prasetya. Pemain yang berasal dari Trenggalek, Jawa Timur tersebut kini memperkuat tim Pacific Caesar Surabaya.
Tak banyak pebasket yang muncul dari daerah tersebut. Kalau pun ada dari wilayah karisidenan yang sama, yaitu M. Nur Aziz Wardana yang berasal dari Tulungagung. Ini berarti, Dio adalah salah satu dari sedikit potensi dari wilayah tersebut.
Selepas lulus dari SMA Trenggalek, Dio menimba ilmu basket sambil berkuliah di Universitas Ma Chung, Malang. Dia sempat bermain di kompetisi Liga Mahasiswa (LIMA). Kemudian pada 2018, Dio ikut IBL Rookie Combine. Karena potensinya bagus, akhirnya NSH mengambilnya sebagai pemain baru.
Dio bermain di IBL GO-JEK Tournament 2018 dengan catatan rata-rata 2,5 PPG, 1,5 RPG, dan 0,5 APG. Dio bermain selama 11,2 menit per pertandingan. Dio bermain di posisi point guard.
Sejak menekuni basket, Dio jarang pulang ke rumahnya di Trenggalek. Dio memilih tinggal di Malang. Kota yang sudah akrab dengannya sejak kuliah. Tapi perjuangannya itu membuat Dio sampai ke titik di mana mimpinya bisa terwujud.
Dio sering menyaksikan laga-laga seru IBL, terutama yang berlangsung di kota Malang. Dio bermimpi suatu saat nanti, dirinya pasti ada di tengah-tengah arena dan bersaing dengan pemain-pemain hebat di liga basket Indonesia. Mimpi tersebut bisa diwujudkan di tahun 2018. Meski hanya sebatas tampil di pramusim, setidaknya Dio sudah bisa membuktikan bahwa dirinya mampu bersaing.
Kali ini Dio mendapatkan kesempatan kedua. Pacific Caesar yang sedang membangun ulang timnya, mendatangkan pemain-pemain muda. Dio beruntung bisa mendapat kesempatan tersebut. Terlebih, Pacific sekarang punya pelatih-pelatih yang jago dalam pengembangan pemain, yaitu Aries Herman dan Moses Foresto. (*)
0 Comments