Diftha Pratama menyayangkan kompetisi NBA sementara harus berhenti lagi. "Sayang, karena pecinta bola basket seluruh dunia pasti tak sabar menunggu kompetisi NBA hingga tuntas," kata Diftha, kapten tim Prawira Bandung.
Namun Diftha bisa memahami dan mengerti kenapa para pemain dan klub enggan bermain setelah terjadi penembakan Jacob Blake, seorang Afrika Amerika oleh polisi di Kenosha Wisconsin.
"Benturan rasialisme memang begitu keras di sana, " ujar Diftha. Apalagi, sebelumnya NBA juga ikut mengampanyekan Black Lives Matter seusai kasus meninggalnya George Floyd akibat ulah polisi.
"Saya tak tahu pasti seberapa tajam dan kerasnya rasialisme di sana. Semoga, dan saya yakin tak terjadi di Indonesia yang memiliki Bhinneka Tunggal Ika," ujar Diftha.
Di IBL pun, asal pemain pun sudah beragam dari Sabang sampai Merauke. "Kita tak pernah berlaku rasialis" tutur Diftha.
Diftha memahami perasaan para pemain NBA. "Mereka ingin memerangi rasialisme," katanya lagi. Dia berharap NBA bisa kembali melanjutkan babak playoff.
0 Comments