Roma tidak dibangun dalam semalam, begitu juga tim juara. Dewa United Banten melalui proses panjang sebelum akhirnya berhasil menembus final Indonesian Basketball League (IBL) untuk pertama kali.
Tak ada mimpi besar yang tercipta dalam semalam. Tidak pula perjalanan mulus yang langsung berakhir dengan kejayaan. Bagi Dewa United Banten, lolos ke final IBL 2025 bukan sekadar pencapaian, melainkan puncak dari proses panjang penuh luka, jatuh bangun, dan keyakinan yang tak pernah mati.
Ketika memindahkan homebase dari Surabaya ke Tangerang pada 2022, Dewa United Banten tidak sekadar berpindah wilayah, tapi juga menanam akar untuk masa depan. Di kota yang belum punya tradisi basket kuat, Dewa United Banten membangun identitas, satu demi satu. Pelan, tapi pasti.
Tahun-tahun awal adalah ujian. Konsistensi mulai terlihat, tapi mimpi selalu terhenti di batas yang sama: semifinal. Seolah babak empat besar selalu menjadi garis finis bagi Anak Dewa.
Pada 2022, Dewa United Banten dipaksa menyerah Prawira Bandung pada ronde pertama playoffs IBL. Momen tersebut menjadi pencapaian paling rendah Anak Dewa dalam sejarah.
Memasuki musim 2023, langkah Dewa United Banten kembali terhenti, kali ini di semifinal, tetapi di tangan yang sama yakni Prawira Bandung. Dan di musim 2024, setelah finis sebagai pemimpin klasemen reguler, mimpi final kandas lagi saat kalah dua gim langsung dari Satria Muda Pertamina Jakarta dengan skor 92–85 dan 89–75.
Tak heran bila semua pihak mulai menilai Dewa United sebagai tim dengan kutukan semifinal. Namun kali ini, klub asal Banten itu datang dengan bagasi berbeda.
Musim 2025 menjadi babak baru yang terasa berbeda. Dewa United tampil konsisten sejak awal musim, bahkan sempat memuncaki klasemen di pekan-pekan krusial. Di tengah tekanan ketat dari tim-tim besar seperti Pelita Jaya dan RANS Simba Bogor, mereka menunjukkan bahwa bukan hanya mampu bersaing, tetapi juga memimpin.
Bukan dengan hingar-bingar, tapi dengan cara kerja yang tenang dan sistematis. Mereka tidak lagi hanya “tim potensial”. Mereka sudah berubah menjadi “tim penantang serius”.
Di babak playoffs, tekanan semakin nyata. Melawan Hangtuah Jakarta, lalu RANS Simba Bogor di semifinal, Dewa United tahu mereka harus menulis babak baru atau selamanya akan jadi catatan kaki dalam sejarah IBL. Kemenangan telak 100 poin atas RANS di gim pertama menjadi alarm keras: ini waktunya. Namun, semifinal tak semudah itu. RANS Simba Bogor bangkit, dan laga harus ditentukan di gim ketiga.
Dan di situlah segalanya berpuncak. Di depan publik di Dewa United Arena, klub ini akhirnya menuntaskan perjalanan panjangnya dengan satu kemenangan yang berarti segalanya, tiket ke final IBL untuk pertama kalinya sejak berdiri. Tangis pecah, pelukan tumpah.
Kini, Dewa United Banten berdiri di ambang sejarah. Di partai puncak, mereka akan berhadapan dengan Pelita Jaya Jakarta, tim penuh tradisi, juara bertahan, lawan dengan segudang pengalaman.
Tapi Dewa United datang ke final bukan untuk sekadar hadir. Mereka datang membawa mimpi seluruh tim, seluruh fans, dan seluruh perjuangan selama lima tahun terakhir.
Tak ada yang tahu siapa yang akan keluar sebagai juara. Tapi satu hal sudah pasti, mimpi Dewa United Banten tak lagi sekadar angan-angan. Anak Dewa telah menjadi baja dengan kerja keras, luka, kesabaran, dan keyakinan bahwa siapa pun bisa menembus batas, selama mereka cukup berani untuk mencoba.
0 Comments